Menurut Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM kepada GridHEALTH.id, Sekitar 70% kasus KKR dipengaruhi usia dan gen, juga oleh faktor lingkungan termasuk kebiasaan makan, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol.
Sekitar 25% dari kasus KKR memiliki kecenderungan genetik, dan 5% dari pasien KKR memiliki faktor keturunan yang terkait dengannya perkembangannya.
Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat.
Di Indonesia, kanker usus tepatnya kanker kolorektal sekarang menempati urutan nomor 3 (GLOBOCAN 2012).
Karakteristik penderita kanker kolorektal di Indonesia agak berbeda dengan di negara maju. Di Indonesia, 51% dari seluruh penderita berusia di bawah 50 tahun dan pasien di bawah 40 tahun berjumlah 28.17%.
Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat.
Data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru KKR dan 880.792 kematian terkait KKR pada tahun 2018.
Studi terbaru menemukan bahwa negara berkembang, khususnya di Asia, insiden kanker cendrung meningkat.
Baca Juga: Perut Buncit, Selain Tanda Banyak Lemak, Juga Tanda Kurang Vitamin D
Baca Juga: Penyandang Diabetes Wajib Mengonsumsi Magnesium, Ini Manfaatnya
Tingkat kejadian kanker seperti paru-paru dan kolorektal di beberapa negara Asia telah melampaui negara-negara Barat.
Perubahan ini mungkin karena adopsi gaya hidup terkait kanker seperti merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obesitas dan diet tinggi lemak dan rendah serat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar