GridHEALTH.id - Kemasan plastik banyak digunakan untuk produk kebutuhan sehari-hari, salah satunya air minum.
Selama ini, air minum dalam kemasan (AMDK) menggunakan plastik polikarbonat (PC) yang diduga mengandung Bisphenol A (BPA).
Namun saat ini, ada juga air minum yang dikemas memakai galon sekali pakai berbahan Polyethylene terephthalate (PET).
Muncul pro kontra terkait galon sekali pakai. Pasalnya ini dianggap dapat menambah jumlah sampah plastik, tapi di lain sisi juga dirasa lebih aman dari galon polikarbonat.
Perbedaan galon isi ulang dan sekali pakai
Galon isi ulang atau polikarbonat adalah botol plastik keras, yang populer dipakai untuk air minum kemasan. Dalam pembuatannya, digunakan bahan kimia Bisphenol A (BPA).
Sedangkan galon sekali pakai menggunakan plastik PET, yang dikenal juga sebagai fiber anti kerut.
Terkait ketahanan, dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB) Nugraha Edhi mengatakan, galon polikarbonat lebih lebih fleksibel sehingga tidak mudah retak.
Lantas, bagaimana dengan kesehatan? Mengingat BPA di galon sekali pakai disebut bisa mencemari air dan mengganggu kesehatan.
Sementara untuk galon PET, Nugraha mengatakan lebih mudah tergores ketika dicuci menggunakan sikat. Sehingga hanya bisa dipakai sekali.
“Karena kriteria inilah, PC memiliki keunggulan dibandingkan PET karena handal digunakan untuk kemasan gula ulang atau multi trip yang lebih banyak,” ujarnya dikutip dari Tribunnews.com, (8/6/2022).
Begitu pula dengan lingkungan, menurut Nugraha galon isi ulang tidak menimbulkan sampah kemasan, karena bisa digunakan kembali. Ini juga membantu menghemat energi yang digunakan dalam proses daur ulang.
Mana yang lebih sehat, galon PET atau galon PC?
Melansir Harvard Health Publishing, penelitian dari Harvard School of Public Health menemukan adanya BPA di urin orang-orang yang minum air dari botol polikarbonat.
Paparan BPA terbukti mengganggu perkembangan reproduksi pada hewan, serta dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan diabetes pada manusia.
Menurut Mayo Clinic, selain kedua penyakit tersebut, paparan BPA di air minum juga berisiko pada otak dan kelenjar prostat janin, bayi, dan anak-anak.
Tanpa disadari, anak yang minum dari air yang sudah terkontaminasi BPA, perilakunya juga bisa terdampak.
Lalu, bagaimana dengan galon sekali pakai (PET)? Apakah lebih aman bagi kesehatan dibanding galon PC?
Baca Juga: Apakah BPA Benar-Benar Berbahaya Bagi Tubuh? Cek Faktanya!
Nugraha Edhi mengatakan bahwa memang tidak ada risiko migrasi BPA di galon PET. Tapi, ada senyawa lain seperti asetaldehida dan etilen glikol yang bisa berpindah.
Menurutnya, senyawa asetaldehida mempunyai risiko tinggi bagi kesehatan, karena termasuk dalam senyawa karsinogenik atau menyebabkan kanker.
Sementara itu, etikena glikol mempunyai sifat racun yang jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan gangguan ginjal dan kerusakan otak.
“Jadi, dari aspek keamanan pangan, kemasan galon dari PC maupun PET sama-sama memiliki risiko migrasi senyawa yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan,” kata Nugraha.
“Akan tetapi, akan tetap aman untuk digunakan asalkan keduanya memenuhi ambang sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BPOM,” sambungnya.
Selama lima tahun terakhir, hasil pemeriksaan migrasi BPA di air minum kemasan di bawah 0,01 bpj (10 mikrogram/kg) di bawah batas maksimal 0,6 bpj.
Jumlah tersebut berdasarkan peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019, mengenai Kemasan Pangan.
Sedangkan untuk migrasi asetaldehida dari plastik atau galon PET jumlah maksimal 6 bpj.
Baca Juga: Polemik Pelabelan BPA pada Air Minum Kemasan Galon, Benarkah Polikarbonat Tidak Aman?
Source | : | Mayo Clinic,Tribunnews.com,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar