GridHEALTH.id - Penyakit cacar monyet masih menjadi kekhawatiran masyarakat dengan banyaknya muncul kasus baru di dunia, meskipun hingga saat ini Indonesia masih dinyatakan tidak memiliki kasus cacar monyet.
Lantas, apa saja yang perlu diketahui oleh masyarakat untuk mencegah kasus ini masuk ke Indonesia dan bagaimana penanganan yang baik, semua dijawab oleh dr. Nanny Shoraya, Sp.KK - Dokter Spesialis Kulit RSAB Harapan Kita dalam GridHEALTH Dialogue terkait Tanya Jawab Kekhawatiran Tentang "Cacar Monyet".
Cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus yang sebenarnya cukup jarang terjadi, tetapi saat ini disinyalir kembali merebak setelah kasus pertama kembali ditemukan pada bulan Mei 2022 di Inggris.
Laporan CDC per 13 Juni 2022 menyatakan, kenaikan kasus dengan total terdapat 1.600 kasus baru dari 35 negara.
Melihat angka ini CDC dan WHO terus mengimbau setiap negara untuk memperhatikan perkembangan kasus ini.
Berdasarkan sejarahnya, cacar monyet pertama kali muncul di tahun 1958 pada kera hingga dinamai cacar monyet atau monkeypox, kemudian di tahun 1970-an ditemukan di manusia daerah Afrika.
dr. Nanny Shoraya, Sp.KK menyatakan, cacar monyet adalah penyakit bersifat zoonosis, atau menular dari hewan dan kini penularan dari manusia ke manusia juga memungkinkan, melalui kontak langsung berupa lendir, kulit, droplet, gigitan hewan, barang yang terkontaminasi dari cairan yang terinfeksi, dan makanan yang terinfeksi virus ini.
Pasien yang positif cacar monyet, menunjukkan beberapa gejala dan melewati beberapa tahapan ini:
1. Masa inkubasi, masa dari seseorang terinfeksi hingga muncul gejala, biasanya berkisar dari 6-21 hari
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Virus Cacar Monyet di Air Mani, Hubungan Seks Berisiko
2. Fase prodomoral, keluhan awal sebelum muncul tanda di kulit
Pada fase prodomoral ini, biasanya akan mengalami gejala demam, bengkak pada kelenjar getah bening, badan lemas, nyeri otot dan punggung.
Kelenjar getah bening berada pada beberapa area di tubuh, seperti lipatan leher dan lipatan ketiak.
3. Fase erupsi, fase keluar ruam-ruam di kulit
Pada fase ini ruam-ruam di kulit diawali dengan bercak merah di wajah dan kemudian menyebar ke tangan, sekitar mulut, hingga alat genital.
Ruam-ruam ini akan berlanjut dengan timbulnya lenting berisi air, yang apabila pecah air ini dapat menularkan ke manusia lain yang bersentuhan.
Lenting isi air ini akan berubah menjadi nanah dan perlahan akan mengering.
4. Fase akhir, adalah fase di mana lenting yang berisi nanah sudah mengering dan menimbulkan keropeng.
Seperti yang dikatakan oleh dr. Nanny Shoraya, Sp.KK, keropeng ini akan lepas dengan sendirinya dan pasien dinyatakan sembuh dan tidak berpotensi menularkan.
Baca Juga: Indonesia Diuntungkan Gelombang Delta Saat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Melanda
Angka harapan hidup pasien cacar monyet cukup tinggi, dengan angka kematian sekitar 0-11%, maka dari itu cacar monyet merupakan penyakit yang bisa hilang dan sembuh sendiri dan termasuk dalam gejala ringan.
Saat ini penyakit cacar monyet belum ada vaksin yang membantu, namun ada banyak hal lain yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan, antara lain:
- Menjaga kebersihan lingkungan, tangan, dan tubuh secara umum
- Menghindari konsumsi daging liar dan daging yang dimasak kurang matang
- Menghindari kontak langsung pada penderita dan hewan pengerat, termasuk barang dan makanan yang terkontaminasi
- Tidak berpergian ke daerah yang banyak kasus.
dr. Nanny Shoraya, Sp.KK menyampaikan agar masyarakat tidak perlu parno berlebih dan cukup waspada dengan rajin melakukan upaya pencegahan tersebut.
"Waspada tapi tidak stres sendiri ya, jadi balance. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk cacar monyet, jadi mudah-mudahan bukan semakin banyak kasusnya, tapi harapannya angkanya bisa ditekan sehingga tidak merebak secara global," kata dr. Nanny Shoraya, Sp.KK dalam GridHEALTH Dialogue.
Menjawab kekhawatiran yang ada, dr. Nanny Shoraya, Sp.KK menyatkan penyembuhan pasien sangat bergantung pada tingkat imunitas seseorang, karena infeksi berkaitan dengan imunitas.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Virus Cacar Monyet di Air Mani, Hubungan Seks Berisiko
Bagi pasien yang merasa memiliki gejala cacar monyet, harus segera konsultasi dengan dokter agar dapat bisa mendapatkan pengobatan suportif yang tepat, jangan diobati sendiri.(*)
Baca Juga: Mana Lebih Berbahaya, Virus Hendra atau Cacar Monyet? Ini Jawabannya!
Source | : | Liputan GridHEALTH Dialogue |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar