GridHEALTH.id - Kementerian Kesehatan RI, melaporkan saat ini sudah ada 8 kasus konfirmasi BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Menteri Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, dari total kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia, sebanyak tiga orang merupakan imported case atau datang dari luar negeri.
“Tiga di antaranya adalah imported case atau kedatangan dari luar negeri, (yaitu) Mauritius, Amerika Serikat, dan Brazil pada acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali,” jelasnya di video usai Rapat Terbatas mengenai Perkembangan PPKM, Senin (16/6/2022).
Sementara yang lain menurutnya, merupakan kasus transmisi lokal. Paling banyak berada di DKI Jakarta.
Dari data yang ada, kenaikan kasus konfirmasi terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali.
“Kami terus memantau kondisinya, masih relatif baik dibanding negara-negara lain. WHO kasih standar untuk kasus konfirmasi level satu, itu adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk,” ujarnya.
Budi Gunadi menambahkan, “Kondisi Indonesia saat ini masih (level) satu. Jadi walaupun ada kenaikan, tapi itu masih di level satu.
”Meskipun data menunjukkan bahwa sangat sedikit pasien terkonfirmasi varian Omicron yang membutuhkan perawatan di RS, namun data yang tersedia masih sangat terbatas, baik mengenai severity klinis maupun efektivitas vaksin, sehingga eskalasi kasus ini tetap perlu diwaspadai.
Terkait dengan kesiapan sistem pelayanan kesehatan, antisipasi perlu dilakukan terhadap potensi meningkatnya kasus yang dapat membebani sistem.
Baca Juga: Benarkah Mutasi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Tak Seganas Delta? Jakarta Catat Kasus Tertinggi
Baca Juga: Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY), Bentuk Diabetes Genetik
Untuk itu, perlu ada rencana mitigasi untuk menjaga agar pelayanan kesehatan esensial tetap dapat berlangsung, sementara sumber daya kesehatan juga disiapkan untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pihaknya terus memastikan kesiapan rumah sakit (RS) milik pemerintah yang khusus untuk mereka yang terinfeksi Covid-19 seperti wisma Atlet di Kemayoran dan di Pademangan dalam menghadapi kemungkinan adanya kasus varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Selain tempat tidur perawatan, pemerintah juga memastikan pemenuhan kebutuhan oksigen jika terjadi lonjakan.
Menkes menambahkan, kebutuhan oksigen per hari untuk penanganan pasien Covid-19 di saat puncak pandemi pada Juli lalu mencapai 2.200 ton, sedang dalam kondisi normal mencapai 700 ton.
Dalam keterangan persnya, Budi juga menyampaikan bahwa hingga saat ini kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia relatif lebih rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketatnya karantina yang dilakukan pemerintah bagi pelaku perjalanan luar negeri.
Baca Juga: Healthy Move, Penyandang Penyakit Paru Bisa Manfaatkan Olahraga Ini
Baca Juga: Cara Sederhana Mengontrol Stres Emosional Selama Kehamilan
Sementara itu, dikutip dari CNBC Indonesia pada 14 Juni 2022, pihak RS Swasta juga bersiap mendukung pemerintah mengantispasi munculnya Omicron BA.4 dan BA.5 yang membutuhkan rawat inap.
Direktur Medikaloka Hermina, Aristo Setiawidjaja memastikan kesiapan RS swasta mendukung pemerintah dalam menghadapi potensi kenaikan kasus covid-19 varian Omicron.
Diharapkan alkes dan fasilitas yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan pasien saat tingkat hospitalisasi meningkat. (*)
Source | : | Kompas.com,CNBC,Setkab.go.id,GridHealth.ID |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar