GridHEALTH.id - Pengentalan darah selama kehamilan adalah kondisi medis serius yang dapat memiliki efek samping fatal jika tidak ditangani, karena dapat membahayakan ibu dan bayinya.
Pengentalan darah selama kehamilan sangat berisiko, terutama untuk wanita yang hamil di usia lebih dari 35 tahun, dan mereka yang sedang hamil kembar.
Untungnya, pengentalan darah dapat dicegah dan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan wanita untuk membantu mengurangi risiko tersebut.
Pengentalan darah biasanya merupakan hal yang baik. Ketika kulit pecah dan mulai berdarah, darah secara alami akan menggumpal untuk menutup luka dan menghentikan pendarahan.
Pengentalan darah menjadi bermasalah, namun, ketika pengentalan berkembang di dalam vena dalam yang terletak di seluruh tubuh.
Ini dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT). Bagi kebanyakan wanita dalam kehamilan, jenis pengentalan ini biasanya terjadi di kaki atau daerah panggul.
Siklus hidup bekuan darah dimulai dengan trombosit yang bergerak di seluruh pembuluh darah. Pengentalan darah terjadi ketika trombosit ini mulai menumpuk bersama di area tertentu.
Ketika pembuluh darah rusak dalam beberapa cara, trombosit dipicu untuk pergi dan memperbaiki daerah itu.
Trombosit mulai menempel pada dinding di dalam vena yang akhirnya membentuk sejenis sumbat.
Baca Juga: Sesak Napas Bisa Jadi Tanda Adanya Pengentalan Darah di Tubuh, Cek Tanda-tanda Lainnya
Baca Juga: 8 Manfaat Pijat Wajah, Kencangkan Kulit Hingga Redakan Stres
Trombosit kemudian mengirimkan pesan agar sel-sel lain datang membantu, menciptakan reaksi berantai pembentukan sel, dengan cepat membentuk pengentalan. Dalam kebanyakan kasus, tubuh akhirnya memecah bekuan darah dan tidak ada komplikasi.
Source | : | American Pregnancy Association,nakita.grid.id,Birth Injury Help Center,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar