Melewatkan makan malam, para peneliti menemukan hubungan yang signifikan dengan kenaikan berat badan 10% atau lebih, dan memiliki BMI lebih dari 25, yang digolongkan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas.
Perlu ditunjukkan bahwa BMI memiliki keterbatasan (seseorang yang sangat berotot dan ramping dapat digolongkan sebagai obesitas, misalnya), tetapi ketika menilai populasi yang besar, umumnya dianggap cukup akurat karena outlier lebih besar daripada satu sama lain.
"Hasil ini menunjukkan bahwa melewatkan makan malam, meski lebih jarang daripada melewatkan sarapan, memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penambahan berat badan dan kelebihan berat badan/obesitas daripada melewatkan sarapan," kata studi tersebut.
Para peneliti menyarankan bahwa alasan melewatkan makan malam dapat menyebabkan penambahan berat badan adalah karena hal itu membuat orang lebih lapar sehingga mereka akhirnya makan lebih banyak sepanjang hari.
Baca Juga: Jangan Bangga Dulu, Pinggul Ramping Menyimpan Risiko Diabetes dan Serangan Jantung, Studi
Baca Juga: Diabetes Gestasional, Ini Standar HbA1C yang Disyaratkan Dokter Selama Kehamilan
Baca Juga: Pengobatan Rumahan Baking Soda dan Cuka Sari Apel Atasi Ketombe
Penjelasan lain yang mungkin, kata mereka, adalah bahwa makan malam biasanya merupakan makanan yang kurangbergizi seperti protein tanpa lemak dan sayuran, jadi melewatkan makan malam dapat berarti diet berkualitas lebih rendah. (*)
Source | : | Insider,Emedicine Health,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar