GridHEALTH.id - Berkeringat adalah hal wajar dan alami, jutsru jika tidak berkeringat adalah kondisi tidak normal.
Banyaknya keringat yang keluar dari pori-pori kulit masing-masing individu berbeda.
Ada individu yang berkeringat berlebih ada yang lebih sedikit daripada orang lain.
Karenanya bau badan juga bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Tapi yang harus dicatat, baiknya temui dokter jika:
* Berkeringat lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya
* Berkeringat mengganggu rutinitas harian
* Mengalami keringat malam tanpa alasan yang jelas
* Adanya perubahan pada bau badan.
Baca Juga: Pengentalan Darah Selama Kehamilan Bisa Sebabkan Serangan Jantung Pada Ibu Hamil, Studi
Asal tahu saja, penyebab bau badan disebabkan oleh kelenjar keringat di tubuh kita semua.
Ada dua jenis utama kelenjar keringat, kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
Kelenjar ekrin terjadi di sebagian besar tubuh dan terbuka langsung ke permukaan kulit.
Jadi saat suhu tubuh kita naik, kelenjar ini melepaskan cairan yang mendinginkan tubuh.
Sedangkan kelenjar apokrin ditemukan di area di mana kitaemiliki rambut, seperti ketiak dan selangkangan.
Kelenjar ini mengeluarkan cairan seperti susu saat seseorang tres.
Tapi cairan seperti susu tersebut berbau sampai bercampur dengan bakteri pada kulit, baru muncul bau yang tidak sedap.
Kebanyakan diantara kita mengatasi bau badan yang muncul deodoran dan antiperspiran.
Tapi ada kabar jika keduanya dapat menyebabkan kanker payudara, penyakit ginjal, atau alergi.
Baca Juga: Daging Kambing vs Daging Sapi, Mana yang Lebih Baik Bagi Kesehatan?
Tetapi American Cancer Society menemukan klaim yang menghubungkan kanker payudara dan deodoran tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, dan National Kidney Foundation hanya memperingatkan orang dengan fungsi ginjal yang sangat lemah tentang risiko kesehatan menggunakan antiperspiran.
Untuk lebih jelasnya berikut senyawa yang terdapat deodorant dan antiperspiran yang katanya mebahayaan kesehatan.
Aluminium
Senyawa aluminium digunakan secara luas dalam produk kosmetik dan farmasi.
Dalam antiperspiran, garam aluminium adalah bahan yang mencegah keringat. Garam perlu larut untuk menghalangi keringat terbentuk di permukaan pori-pori Anda.
Tapi apakah itu berarti garam aluminium terlarut akan terserap dan terperangkap di dalam tubuh ?
Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Informasi Bioteknologi Nasional menunjukkan bahwa penggunaan antiperspiran yang sering dapat menyebabkan aluminium menumpuk di jaringan payudara, tetapi ini tidak membuktikan bahwa garam aluminium dapat menyebabkan kanker payudara.
Faktanya, jaringan kanker payudara tampaknya tidak mengandung lebih banyak aluminium daripada jaringan payudara normal.
“Aluminium mungkin menjadi perhatian yang lebih besar jika Anda memiliki masalah ginjal, terutama jika fungsi ginjal Anda sekitar 30 persen atau kurang.” kata Benjamin Chan, DO, seorang dokter di Penn Family Medicine Phoenixville.
Sementara itu Dr Chan menjelaskan, "Terlalu banyak aluminium dalam tubuh Anda dapat menyebabkan penyakit tulang atau demensia.
Baca Juga: Teryata Karena 4 Hal ini Acara Bungkus Night Bikin Heboh, Ada-ada Saja
Ketahuilah, kelebihan aluminium disaring dari tubuh oleh ginjal. Jadi, orang dengan fungsi ginjal yang lemah tidak dapat menyaring aluminium dengan cukup cepat.
Namun, jika Anda memiliki fungsi ginjal yang normal, ginjal Anda biasanya dapat memproses jumlah aluminium dari antiperspiran dan kosmetik yang diserap melalui kulit Anda.”
Inilah sebabnya mengapa Food and Drug Administration (FDA) AS mewajibkan produsen antiperspiran untuk menyertakan peringatan khusus untuk orang dengan penyakit ginjal.
Paraben
Paraben digunakan untuk mencegah jamur, bakteri, dan ragi tumbuh pada deodoran.
Memang mereka dapat berfungsi sebagai estrogen, hormon wanita yang penting untuk perkembangan seksual, kesehatan payudara, dan fungsi tubuh lainnya.
Paparan estrogen seumur hidup yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, efek paraben yang digunakan dalam produk kosmetik lemah dan hampir tidak cukup untuk meningkatkan risiko kanker payudara.
Ilmuwan FDA belum menemukan bukti yang menunjukkan bahwa paraben yang digunakan dalam produk kosmetik, seperti deodoran, menyebabkan kanker payudara.
Bahan dan Alergi Lainnya
“Beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap deodoran atau antiperspiran. Penelitian menunjukkan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh bahan-bahan seperti propilen glikol (bahan kimia yang memberi bentuk pada deodoran), minyak atsiri (sering digunakan dalam wewangian), aditif biologis, paraben, vitamin E, dan lanolin” kata Dr. Chan.
Baca Juga: Aneka Penyebab Bokong Perempuan Hitam, Duduk Bisa Jadi Penyebabnya
Dengan begitu banyak kemungkinan penyebab, sulit untuk mengetahui bahan mana yang sebenarnya menyebabkan reaksi alergi.
Jika sudah tahu alergi terhadap salah satu bahan ini, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang risiko menggunakan deodoran.
Mengapa Kebanyakan Kanker Payudara Dekat Ketiak?
Sebagian besar kanker payudara tumbuh di bagian luar atas payudara, tidak jauh dari ketiak.
Tapi mungkin karena jaringan di area ini lebih padat.
Jaringan payudara yang padat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Jaringan payudara yang padat juga mempersulit dokter untuk melihat jaringan abnormal atau kanker pada mammogram.
Apakah antiperspiran mencegah mengeluarkan racun yang bisa ebabkan kanker?
Dr. Chan menjelaskan, “Tubuh Anda memang perlu membuang racun penyebab kanker, tetapi itu tidak dilakukan melalui keringat. Penyaringan racun dilakukan oleh ginjal dan hati Anda, yang mengeluarkan racun dari tubuh Anda dengan membantu memproduksi urin atau feses. Menggunakan antiperspirant untuk menghentikan keringat seharusnya tidak memengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk membuang racun.”
Baca Juga: Sudah Coba Posisi Bercinta Seperti Ini? Bisa Memanjakan Mama Muda
Secara umum, deodoran dan antiperspiran adalah produk yang aman untuk digunakan oleh kebanyakan orang yang sehat.
Namun, jika Anda memiliki alergi atau kondisi kesehatan lain yang dapat dipengaruhi oleh kandungan dalam deodoran, sebaiknya diskusikan hal ini dengan dokter.(*)
Baca Juga: Inilah 3 Titik Pijat Redakan Mual dan Muntah, Lega Tanpa Minum Obat
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar