Mengenai hal itu Ryan memberi contoh tren peningkatan kasus demam Lassa, penyakit virus akut yang disebarkan oleh hewan pengerat endemik Afrika.
“Dulu kami memiliki setidaknya tiga hingga lima tahun antara wabah Ebola, sekarang beruntung jika kami memiliki tiga hingga lima bulan,” tambahnya.
“Jadi pasti ada tekanan ekologis dalam sistem.”
WHO sendiri mengatakan, sejauh ini telah menerima laporan lebih dari 550 kasus penyakit virus yang dikonfirmasi dari 30 negara di luar Afrika sejak laporan pertama pada awal Mei.
Sementara itu, direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti, meskipun kasus COVID-19 menurun secara global, ada wilayah seperti Amerika dengan tren yang mengkhawatirkan.
Di Korea Utara, para pejabat menduga ada lebih dari 3,7 juta kasus orang demam, yang bisa jadi adalah COVID, ketika negara itu berjuang melawan wabah COVID pertamanya.
Ini menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional pada waktu itu.
Baca Juga: Inilah 4 Makanan Meningkatkan Gairah Seksual yang Popular di Asia
Ryan mengatakan meskipun WHO telah menawarkan dukungan negara itu dalam hal vaksin, perawatan dan pasokan medis lainnya, ia mengalami masalah dalam mengamankan akses ke data mentah yang akan mencerminkan situasi di lapangan.
Pengalaman COVID telah memicu WHO untuk memulai proses untuk merancang dan menegosiasikan perjanjian internasional untuk memperkuat pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
Jadi menurut Ryan, pandemi, seperti perubahan iklim, mempengaruhi setiap warga di planet ini.
“Kami telah melihat kesulitan yang kami hadapi dalam pandemi ini – kami mungkin menghadapi pandemi yang lebih parah di masa depan dan kami harus jauh lebih siap daripada sekarang,” jelas Ryan.
Untuk itu, "Kita perlu menetapkan pedoman tentang bagaimana kita akan mempersiapkan dan bagaimana kita akan merespons bersama. Itu bukan tentang kedaulatan. Itu tentang tanggung jawab," tegas Ryan.(*)
Baca Juga: Stop Resepkan Obat Berlebihan pada Pasien, Ini Cirinya yang Harus Diketahui
Source | : | Medscape-kuman hewan |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar