GridHEALTH.id - Ferry Irawan disebut istrinya mengidap penyakit dystonia atau distonia.
Ini adalah penyakit langka, yang menurut pengakuan Ferry Irawan sudah diidapnya sejak 1999.
Disebutkan pula, distonia yang diderita Ferry tersebut menyerang saraf motorik otak kecilnya.
Karenanya penyakit yang diidapnya tersebut Ferry Irawan diharuskan untuk suntik dan minum obat dengan rutin.
Tapi Ferry Irawan mengaku dirinya sudah sembuh daru dystonia dan sudah suntik obat lagi.
Sembuhnya setelah menjalin hubungan dengan Venna Melinda.
Tentu mengetahui kisah Ferry Irawan tersebut kita semua penasaran apa sih penyakit dystonia yang jarang kita dengar selama ini.
Untuk diketahui, menurut Mayoclinic.org, dystonia adalah gangguan gerakan yang menyebabkan otot berkontraksi tanpa sadar.
Mereka yang penyintas dystonia dapat selalu melakukan gerakan berulang atau memutar, tanpa disadarinya.
Baca Juga: Dokter Kecantikan Inisial DBR Gantung Diri di Kamar Kontrakan di Bogor
Kondisi ini dapat memengaruhi satu bagian tubuh (dystonia fokal), dua atau lebih bagian yang berdekatan (distonia segmental), atau semua bagian tubuh Anda (distonia umum).
Bisa juga kejang otot dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Bahkan yang mengalaminya bisa merasakan kesakitan. Sudah tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika ada yang mengaku sembuh dari penyakit dystonia, ketahuilah tidak ada obat untuk distonia.
Namun obat-obatan dan terapi dapat memperbaiki gejala.
Pembedahan terkadang digunakan untuk menonaktifkan atau mengatur saraf atau daerah otak tertentu pada orang dengan distonia parah.
Sedangkan penyebab pasti dari distonia tidak diketahui.
Tapi itu mungkin melibatkan perubahan komunikasi antara sel-sel saraf di beberapa daerah otak. Beberapa bentuk distonia diturunkan dalam keluarga.
Gejala Dystonia
Baca Juga: Heboh Minyak Goreng Curah Merk Qilla, Ternyata Bahaya Bagi Kesehatan
Dystonia mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Kejang otot mungkin terjadi di:
* Mulai di satu area, seperti kaki, leher, atau lengan. Distonia fokal yang dimulai setelah usia 21 tahun biasanya dimulai di leher, lengan, atau wajah.
Kondisi ini cenderung tetap fokus atau menjadi segmental.
* Terjadi selama tindakan tertentu, seperti menulis dengan tangan.
* Keadaan menjadi semakin buruk jika stres, kelelahan atau kecemasan.
* dari waktu ke waktu kondisinya semakin jelas terlihat.
Bagian tubuh yang dapat terpengaruh dystonia, meliputi:
* Leher (distonia serviks). Kontraksi menyebabkan kepala berputar dan berputar ke satu sisi, atau menarik ke depan atau ke belakang, terkadang menyebabkan rasa sakit.
* Kelopak mata. Kedipan atau kejang yang cepat menyebabkan mata Anda menutup (blepharospasms) dan membuat sulit untuk melihat.
Kejang biasanya tidak menyakitkan, tetapi dapat meningkat saat berada dalam cahaya terang, membaca, menonton TV, stres, atau berinteraksi dengan orang lain. Mata mungkin terasa kering, berpasir atau sensitif terhadap cahaya.
* Rahang atau lidah (dystonia oromandibular). pasien mungkin mengalami bicara cadel, air liur, dan kesulitan mengunyah atau menelan.
Distonia oromandibular bisa menyakitkan dan sering terjadi dalam kombinasi dengan distonia serviks atau blefarospasme.
* Kotak suara dan pita suara (distonia laring). Penderita mungkin memiliki suara yang kencang atau berbisik.
* Tangan dan lengan bawah. Beberapa jenis distonia hanya terjadi saat melakukan aktivitas berulang, seperti menulis (distonia penulis) atau memainkan alat musik tertentu (distonia musisi). Gejala biasanya tidak terjadi saat lengan beristirahat.
Jika sudah tampak gejala di atas, ingat gejala awal distonia seringkali ringan, sesekali dan terkait dengan aktivitas tertentu, baiknya segera ke dokter.
Harus harud diperhatikan serius, karena dystonia bisa menjadi gejala penyakit atau kondisi lain, termasuk:
* penyakit Parkinson
* penyakit Huntington
Baca Juga: Menteri Tjahjo Kumolo Masih Jalani Rawat Inap, Disebut Terkena Infeksi Paru, Ini Gejalanya
* penyakit Wilson
* Cedera otak traumatis
* Cedera lahir
* Tumor otak atau kelainan tertentu yang berkembang pada beberapa orang dengan kanker (sindrom paraneoplastik)
* Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida.
* Infeksi, seperti tuberkulosis atau ensefalitis
* Reaksi terhadap obat-obatan tertentu atau keracunan logam berat.
Ingat, distonia pun bisa menjadi sebab pasien mengalami komplikasi;
* Cacat fisik yang memengaruhi kinerja aktivitas sehari-hari atau tugas tertentu
Baca Juga: Sering Pakai Ikat Rambut di Pergelangan Tangan? Hati-hati, Ini Efeknya Bagi Kulit
* Kesulitan dengan penglihatan yang mempengaruhi kelopak mata
* Kesulitan dengan gerakan rahang, menelan atau berbicara
* Rasa sakit dan kelelahan, karena kontraksi konstan otot
* Depresi, kecemasan dan penarikan sosial.
Karenanya konsultasi dan periksakan diri ke dokter jika mengalami dystonia.(*)
Baca Juga: Waspada Wabah Mematikan yang Serang Kaum LGBT di AS, Kenali Gejalanya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar