GridHEALTH.id - مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” -hadis Ibnu 'Abbas-
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, istri Nabi Muhammad SAW mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya."
Beberapa hari ke depan umat muslim di seluruh dunia akan memasuki bulan Dhulhijjah 1443 H/2022 M.
Menurut kalender Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), awal bulan Dzulhijah 1443 H jatuh pada 1 Juli 2022.
Maka, puasa akan dilakukan 9 hari pertama bula Dzulhijjah yakni dimulai pada 1-9 Juli 2022.
Meski demikian, PBNU menyampaikan bahwa penetapan awal bulan Dzulhijjah dilakukan setelah melihat hilal.
Baca Juga: Home Remedies, 5 Bahan Alami yang Bisa Dicoba untuk Mengatasi Insomnia
Mengutip dppai.uii.ac.id, Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan haram, yakni Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Pada bulan Dzulhijjah, Allah SWT akan melipat gandakan pahala seseorang yang mengerjakan amalan shalih.
Karenanya puasa Dzulhijjah sangat penting walau tidak diwajibkan.
Juga melakukan amal kebaikan lainnya selama bulan Dzulhijjah, apalagi sambil menjalankan puasa Dzulhijjah.
Tapi ingat, pada 10 Dzulhijjah umat Islam dilarang untuk berpuasa karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Selain puasa Dzulhijjah, umat Islam juga dianjurkan untuk melakukan puasa Tarwiyah yang jatuh di tanggal 8 Dzulhijjah.
Keutamaannya yakni menghapuskan dosa dua tahun.
Sementara itu, puasa Arafah juga dianjurkan untuk dikerjakan dengan keutamaannya dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
Puasa Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah.
Puasa Arafah bernilai hukum sunnah muakkad (sangat dianjurkan).
Puasa Arafah istimewa karena Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul beribadah di Arafah, tempat di hadapan para Malaikat.
Oleh karena itu, kaum muslimin yang tidak sedang berwukuf di Arafah pun disyariatkan beribadah sebagai gantinya berpuasa satu hari saat kaum muslimin yang berhaji berwukuf di Arafah.
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.M. Syukron Maksum, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keutamaan menjalankan Puasa Arafah, di antaranya:
Dengan berpuasa Arafah maka Allah SWT akan memberikan ampunan atas dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang.
Hal tersebut sebagaimana sesuai sabda Rasulullah SAW:
"Dapat menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang." (HR. Muslim).
Dalam hadis lain juga diungkapkan Rasulullah bersabda:
"Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang". (Riwayat jamaah ahli hadis kecuali Bukhori dan Turmudzi).
Baca Juga: Wakil Presiden RI Minta MUI Keluarkan Fatwa Ganja Medis, Apa Saja Manfaatnya?
Selain ibadah, dengan melakukan puasa Dzulhijjah dan lainnya selama 1-9 Dzulhijjah, tubuh kita pun akan merasakan banyak manfaat yang luar biasa secara kesehatan.
Puasa berdurasi 9 hari ini dipercaya bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah timbulnya masalah pencernaan, mengendalikan lemak dan gula di tubuh, mencegah kanker, hingga membantu menurunkan berat badan.
Jadi yuk kita lakukan puasa Dzulhijjah bersama keluarga tercinta.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar