Masing-masing bahan kimia di dalamnya itu memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Mengutip Vereywell Health, baik THC dan CBD memiliki struktur kimia yang mirip dengan endocannabinoid alami tubuh.
Endocannabinoids adalah neurotransmitter yang bekerja di otak.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang menyampaikan sinyal antara sel-sel saraf dalam tubuh.
Sehingga, THC dan CBD dari ganja medis adalah senyawa yang bisa memainkan peran penting dalam berbagai fungsi termasuk tidur, nyeri, nafsu makan, suasana hati, dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, THC dan CBD memengaruhi reseptor yang berbeda di otak.
CBD adalah senyawa psikoaktif, tetapi tidak memberi efek mabuk seperti THC.
Baca Juga: 12 Tips Malam Pertama Bagi Perjaka & Perawan, Supaya Nikmat dan Mengesankan
Sehingga, CBD lebih populer sebagai bahan pengobatan.
Pada 2018, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyetujui Epidiolex, obat berbasis cannabidiol (CBD) yang berasal dari tanaman ganja, untuk mengobati gangguan kejang.
Itu adalah obat CBD pertama dan satu-satunya yang menerima persetujuan FDA.
Mengutip WebMD, para peneliti melihat manfaat ganja medis ini dapat membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan sebagai berikut:
1. Penyakit alzheimer
2. Kehilangan nafsu makan
3. Kanker
4. Penyakit Crohn
5. Penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau Multiple Sclerosis (MS)
Baca Juga: Wacana Legalisasi Ganja Medis, IDI: Kemanan Pasien Jadi Prioritas
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar