GridHEALTH.id - Meski kita semua tahu ganja adalah tanaman haram di Indonesia, namun beberapa hari ini, ganja ramai dibahan, didiskusikan.
Bahkan ada seorang ibu yang terang-terangan melakukan aksi damai agar ganja dilegalkan di Indonesia, karena dirinya memerlukan untuk anaknya yang mengalami sakit cerebral palsy.
Ganja yang dimaksud si ibu tersebut adalag ganja medis.
Untuk diketahui, hasil dari tanaman ganja, ada 2 kategori. Ganja rekreasi dan ganja medis.
Nah, ganja rekreasi ini kerap disalahgunakan untuk flay.
Meski demikian di beberapa negara, ganja rekreasi juga medis sudah dilegalkan untuk kalangan tertentu.
Ganja rekreasi yang sering digunakan untuk flay alias mabuk adalah yang kaya kandungan THC.
THC sendiri adalah senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang bisa membuat mabuk.
Adapun yang dimaksud ganja medis adalah CBD, yaitu senyawa kimia paling umum kedua dalam ganja yang tidak memberikan efek mabuk.
Baca Juga: Ciri-ciri Fisik Wanita Perawan, Salah Satunya Bokong Kencang, Benarkah?
Tapi asal tahu saja, ganja THC dan CBD berasal dari pohon yang sama, ganja.
Tanaman ganja sendiri mengandung lebih dari 100 bahan kimia yang disebut cannabinoids.
Masing-masing bahan kimia di dalamnya itu memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Mengutip Vereywell Health, baik THC dan CBD memiliki struktur kimia yang mirip dengan endocannabinoid alami tubuh.
Endocannabinoids adalah neurotransmitter yang bekerja di otak.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang menyampaikan sinyal antara sel-sel saraf dalam tubuh.
Sehingga, THC dan CBD dari ganja medis adalah senyawa yang bisa memainkan peran penting dalam berbagai fungsi termasuk tidur, nyeri, nafsu makan, suasana hati, dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, THC dan CBD memengaruhi reseptor yang berbeda di otak.
CBD adalah senyawa psikoaktif, tetapi tidak memberi efek mabuk seperti THC.
Baca Juga: 12 Tips Malam Pertama Bagi Perjaka & Perawan, Supaya Nikmat dan Mengesankan
Sehingga, CBD lebih populer sebagai bahan pengobatan.
Pada 2018, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyetujui Epidiolex, obat berbasis cannabidiol (CBD) yang berasal dari tanaman ganja, untuk mengobati gangguan kejang.
Itu adalah obat CBD pertama dan satu-satunya yang menerima persetujuan FDA.
Mengutip WebMD, para peneliti melihat manfaat ganja medis ini dapat membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan sebagai berikut:
1. Penyakit alzheimer
2. Kehilangan nafsu makan
3. Kanker
4. Penyakit Crohn
5. Penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau Multiple Sclerosis (MS)
Baca Juga: Wacana Legalisasi Ganja Medis, IDI: Kemanan Pasien Jadi Prioritas
6. Gangguan makan seperti anoreksia
7. Epilepsi
8. Glaukoma
9. Kondisi kesehatan mental seperti skizofrenia dan gangguan stres pascatrauma (PTSD)
10. Sklerosis ganda
11. Kejang otot
12. Mual
13. Rasa sakit
14. Kejang
15. Sindrom wasting (cachexia).
Ganja medis membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan tersebut dengan cara:
* Mengurangi kecemasan
* Mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit
* Mengontrol mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker
* Membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor
* Rilekskan otot yang tegang pada orang dengan Multiple Sclerosis
* Mengendalikan kejang
* Merangsang nafsu makan dan meningkatkan berat badan, seperti untuk penderita kanker dan AIDS.
Baca Juga: Cara Menguji Air Zam-zam Asli dan Palsu, Jangan Sampai Tertipu
Cara penggunaan ganja medis untuk pengobatan, bisa dengan:
* Inhalasi: vaping dan merokok
* Konsumsi oral: minyak, tincture, kapsul, dan edibles
* Topikal: salep, balsem, dan tambalan
* Supositoria: supositoria dubur atau vagina.
Sayangnya, manfaat ganja medis belum terbukti membantu sepenuhnya dari kondisi di atas, dengan beberapa pengecualian, kata Marcel Bonn-Miller, PhD, spesialis penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman.
"Jumlah terbesar bukti untuk efek terapeutik ganja berhubungan dengan kemampuannya untuk mengurangi rasa sakit kronis, mual, dan muntah karena kemoterapi, dan kelenturan (otot tegang atau kaku) dari MS (Multiple Sclerosis)," kata Bonn-Miller.(*)
Baca Juga: Mengatasi Nyeri Punggung Saat Hamil Tanpa Obat, Cukup Lakukan Salah Satu dari 5 Tips Berikut Ini
Artikel ini telah publish di Kompas.com, dengan judul; Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Kesehatan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar