GridHEALTH.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan segara akan mengadakan pertemuan komite yang akan memberi saran untuk menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, tingkat kewaspadaan tertinggi WHO, dalam minggu yang dimulai 18 Juli atau lebih cepat
Data terbaru WHO, lebih dari 6.000 kasus cacar monyet dilaporkan dari 58 negara dalam wabah terbaru ini.
Dalam rapat sebelumnya yang digelar pada 27 Juni, komite memutuskan cacar monyet sebagai wabah karena kasusnya meningkat baik di Afrika yang menjadi endemik penyakit ini maupun secara global. Namun saat itu wabah ini tidak ditetapkan sebagai darurat kesehatan.
"Saya terus khawatir dengan skala dan penyebaran virus itu di seluruh dunia, maka pertemuan darurat diadakan untuk segera mengatakan wabah ini perlu ditangani segera dengan lebih serius" kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers virtual dari Jenewa dikutip dari Reuters, Kamis (07/07/2022).
Contohnya, dari Ontario Kanada, semua kasus yang dilaporkan sebanyak 101 kasus, terjadi pada pria berusia antara 20 dan 65 tahun dan gejala yang sering dilaporkan termasuk ruam, lesi oral dan genital, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, demam, menggigil, mialgia, dan kelelahan.
Unit kesehatan masyarakat setempat mengatakan sebagian besar kasus adalah di antara pria yang melaporkan kontak intim dengan pria tetapi mengatakan siapa pun bisa terkena cacar monyet.
WHO meminta kepada seluruh pemangku kesehatan di seluruh negara agar cacar monyet tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang biasa. Dokter pun juga diminta agar teliti saat mendiagnosis pasien.
Pasalnya, Pusat Pencegahan dan Penularan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan adanya gejala cacar monyet yang tidak biasa.
Virus monkeypox sama dengan virus yang menyebabkan cacar. Pada awal infeksi, seseorang biasanya akan demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga kelelahan.
Baru setelah itu, muncul ruam yang sangat khas. Awalnya berupa bercak yang berubah warna, timbul benjolan, melepuh, dan akhirnya mirip seperti jerawat besar dengan nanah di dalamnya.
Nantinya, lenting tersebut akan kering dan rontok dengan sendirinya. Ruam cacar monyet umumnya muncul di wajah dan rongga mulut, lalu menyebar ke bagian tubuh lain.
Akan tetapi, gejala yang muncul pada pasien di Amerika Serikat lebih mirip penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Ruam terlihat di organ intim dan anus, serta di lapisan dinding mulut. Pada pasien yang lain, ruam menyebabkan anus dan rektum nyeri, pendarahan dubur, peradangan lapisan dubur, dan sensasi ingin buang air besar (BAB) saat perut kosong.
Gejala-gejala tersebut tidak sama dengan tanda infeksi cacar monyet yang selama ini diketahui.
Gejala cacar monyet tak biasa juga ditemukan di negara-negara lain, di luar Amerika Serikat.
"Sekarang jelas bahwa ada situasi yang tidak biasa, yang berarti bahkan virus berperilaku tidak biasa dari bagaimana yang selama ini diketahui," kata Direktur Jenderal Umum WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Live Science, Rabu (06/07/2022).
Orang yang mengalami gejala monkeypox, perlu segera menghubungi fasilitas kesehatan.
Apalagi jika sebelumnya baru melakukan perjalanan dari negara-negara dengan infeksi tertinggi.
Baca Juga: 5 Cara Rasa Sakit Emosional Lebih Buruk Dari Rasa Sakit Fisik
Juga melakukan kontak dengan orang yang sudah dikonfirmasi terinfeksi atau baru menjalani tes.
"Setiap orang, dapat tertular dan menyebarkan cacar monyet. Namun, dalam wabah ini, banyak kasus di antara pria gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria," kata CDC. (*)
Source | : | Reuters,WHO,Live Science,National Post,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar