Kasus cacar monyet pertama di Singapura tahun ini juga merupakan kasus impor, warga negara Inggris berusia 42 tahun yang bekerja sebagai pramugari.
Sementara kasus lokal, pertamanya pada hari Rabu, seorang pria berkebangsaan Malaysia berusia 45 tahun yang tinggal di Singapura.
Pihak kementerian menambahkan risiko terhadap masyarakat umum, tetap rendah karena penularan memerlukan kontak fisik atau kontak yang lama.
Namun MOH menegaskan ketiga kasus tidak terkait.
Cacar monyet sendiri adalah penyakit virus yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Biasanya pasien akan pulih dalam dua hingga empat minggu.
"Sebagian kecil dari mereka yang terinfeksi dapat jatuh sakit parah atau bahkan meninggal. Mereka yang sangat rentan terhadap komplikasi adalah anak-anak, wanita hamil atau individu dengan gangguan kekebalan," tegas MOH lagi.
Penting diketahui, cacar monyet tidak boleh dianggap sebagai penyakit yang biasa.
Baca Juga: Seperti Ini Tanda-tanda Wanita Belum Siap Menikah, Jangan Dipaksakan
Dokter pun juga diminta agar teliti saat mendiagnosis pasien.
Pasalnya, Pusat Pencegahan dan Penularan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan adanya gejala cacar monyet yang tidak biasa.
Virus monkeypox sama dengan virus yang menyebabkan cacar.
Pada awal infeksi, seseorang biasanya akan demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga kelelahan.
Baru setelah itu, muncul ruam yang sangat khas.
Awalnya berupa bercak yang berubah warna, timbul benjolan, melepuh, dan akhirnya mirip seperti jerawat besar dengan nanah di dalamnya.
Nantinya, lenting tersebut akan kering dan rontok dengan sendirinya.
Ruam cacar monyet umumnya muncul di wajah dan rongga mulut, lalu menyebar ke bagian tubuh lain.
Baca Juga: Pernah Membuat Dunia Kalangkabut, Subvarian Omicron BA.2.75 Muncul Kembali
Akan tetapi, gejala yang muncul pada pasien di Amerika Serikat lebih mirip penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Ruam terlihat di organ intim dan anus, serta di lapisan dinding mulut. Pada pasien yang lain, ruam menyebabkan anus dan rektum nyeri, pendarahan dubur, peradangan lapisan dubur, dan sensasi ingin buang air besar (BAB) saat perut kosong.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar