Virus tersebut juga memengaruhi istem saraf pusat yang mengakibatkan kebingungan, lekas marah dan agresi.
Pada fase akhir, yaitu hari ke 15 setelah terinfeksi, pasien juga bisa mengalami orchitis atau radang testis.
Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi antara hari kedelapan dan sembilan hari setelah onset atau awal terjadinya penyakit, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.
Penanganan Pada Pasien Infeksi Virus Marburg
Belum ada pengobatan yang terbukti tersedia untuk infeksi virus Marburg.
Baca Juga: Seperti Ini Tanda-tanda Wanita Belum Siap Menikah, Jangan Dipaksakan
Namun, berbagai perawatan potensial termasuk produk darah, terapi kekebalan dan terapi obat saat ini sedang dievaluasi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka yang terinfeksi, perawatan bisa dilakukan melalui rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik.
Sulit untuk membedakan secara klinis penyakit virus Marburg (MVD) dari penyakit menular lainnya seperti malaria, demam tifoid, shigellosis, meningitis dan demam berdarah virus lainnya.
Deteksi infeksi virus Marburg bisa dilakukan dengan serangkaian tes seperti berikut:
* antibodi terkait enzim immunosorbent assay (ELISA);
* tes deteksi antigen;
* tes netralisasi serum;
* uji reaksi berantai polimerase transkriptase balik (RT-PCR); dan
* isolasi virus dengan kultur sel.(*)
Baca Juga: Jangan Hanya Berpatokan Pada Usia, Lihat Kesiapan Belajar Anak Saat Masuk Sekolah
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar