Bisa Menginfeksi Manusia
Pertama, virus tersebut memiliki nenek moyang virus yang mirip dengan sindrom pernafasan akut parah pada manusia (SARS), yang ditularkan dari kelelawar tapal kuda ke manusia dan menyebabkan lebih dari 8.000 infeksi dan 774 kematian manusia pada tahun 2002.
Sebagai catatan, tidak ada lagi kasus SARS pada manusia yang terdeteksi sejak itu, 2004. Hingga saat ini, enam CoV diketahui menginfeksi manusia, tetapi hanya dua yang dikaitkan dengan wabah besar yang fatal: SARS dan virus corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Baca Juga: Jika Mimpi Ini Semalam, Konon Kita Akan Sakit, Tak Percaya Baiknya Tetap Waspada
Kedua, seperti SARS, babi yang menginfeksi SAD-CoV diduga memiliki reservoir kelelawar tapal kuda yang sama. Dan terakhir, wabah babi berada dalam jarak 62 mil dari tempat pasien kasus indeks SARS (severe acute respiratory syndrome) tinggal.
Penting untuk dicatat bahwa para peneliti mengevaluasi potensi penularan virus secara zoonosis. Mereka tidak menemukan bukti peningkatan infeksi atau masuknya SADS-CoV dalam sel yang mengekspresikan reseptor coronavirus manusia yang diketahui, menunjukkan bahwa tidak satu pun dari reseptor ini berfungsi sebagai reseptor untuk virus.
Hal tersebut telah dibuktikan, semua 35 karyawan peternakan yang terpapar virus diuji, hasilnya tidak ada yang positif terpapar SADS-CoV.(*)
Baca Juga: Melting Iceberg Pintu Gerbang Penyebaran Penyakit dan Pandemi
Source | : | SHIC |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar