Tiga jenis kain yaitu poliester, policotton, dan katun dipelajari dalam penelitian ini. Hasilnya, pada kain poliester virus dapat bertahan dan masih bisa menularkan orang lain selama tiga hari.
Sedangkan pada seragam sekolah berbahan katun, Covid-19 bertahan selama 24 jam dan di policotton selama enam jam.
"Ketika pandemi pertama kali dimulai, sangat sedikit pemahaman tentang berapa lam virus corona dapat bertahan pada tekstil," kata dr Katie Laird, Pimpinan Kelompok Penelitian Penyakit Menular di DMU, dikutip dari dmu.ac.uk (23/2/2021).
Bagaimana cara cuci seragam sekolah agar menghilangkan virus corona yang menempel?
Dilansir dari Choice.com, cara cuci seragam sekolah untuk mengurangi paparan Covid-19 adalah dengan menggunakan air panas.
Seragam sekolah yang sudah terkena cairan tubuh atau droplet dari orang lain, akan membawa virus ke rumah.
Baca Juga: Alasan PTM 100 Persen di Tahun Ajaran Baru 2022, Kejar Capaian Pendidikan Saat Pandemi Covid-19
Sesampainya anak di rumah, minta anak untuk segera mengganti baju dan cuci seragam sekolah dengan cara yang tepat.
Air panas dengan suhu sekitar 60 derajat Celsius, disarankan untuk menghilangkan virus yang ada di seragam sekolah.
Jika mencuci baju seragam sekolah anak menggunakan tangan, maka suhu air yang digunakan harus sesuai dengan toleransi panas diri sendiri.
Tak perlu menggunakan deterjen khusus untuk menghilangkan virus corona dari seragam sekolah anak.
Deterjen biasa yang dicampur dengan air panas, sudah sangat baik untuk menghilangkan virus dari pakaian.
Apabila sudah selesai mencuci seragam anak, bersihkan dan sanitasi semua permukaan yang pernah tersentuh saat cuci seragam dengan menggunakan desinfektan.
Segera cuci seragam anak setelah pulang sekolah, merupakan cara melindungi buah hati dari penyakit, termasuk Covid-19. Lakukan dengan menggunakan air panas, untuk membunuh virus yang menempel. (*)
Baca Juga: Hari Pertama PTM Tahun Ajaran 2022, Lahir Klaster Sekolah Harus Diwaspadai, Ini Kuncinya
Source | : | Kemenristek Dikti - PTM,dmu.ac.uk |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar