Bisa dibilang pekerjaannya yang saat ini jauh menggambarkan sosoknya yang semasa SD terkenal cerdas, di mana kemiskinan menjadi faktor utama ia hanya bisa menyelesaikan sekolah wajib belajar di tingkat SMA, alhasil kini Hamli Ndigani memilih untuk belajar secara autodidak menjadi tukang servis elektronik.
Janji akan diangkat sebagai PNS setelah lulus SMA dari kepala Dinas Banggai pun tidak terealisasi hingga saat ini dan sempat membuat Hamli Ndigani kecewa, padahal katanya Hamli Ndigani sudah menjadi sosok bocah yang telah mengharumkan nama Banggai.
Belajar dari Keberanian Hamli Ndigani Untuk Tumbuh Kembang Anak
Salah satu yang dapat dipelajari dari Hamli Ndigani untuk anak di Indonesia masa kini adalah keberaniannya, berani tampil dan bertanya di depan Soeharto yang saat itu menjadi presiden dan ditonton oleh seluruh Indonesia.
Keberanian adalah salah satu modal awal untuk seorang anak mau dan bisa mengembangkan kecerdasan dan membantu anak bertahan menghadapi tantangan dalam proses peningkatan harga diri, yang menjadi kekuatan pribadi anak.
Sikap berani pada anak memberikan manfaat dan melatih anak untuk mampu menghadapi beberapa kondisi seperti dalam mencoba hal baru, membantu usaha anak dalam menguasai keterampilan baru, melakukan hal yang benar dalam situasi sulit (membela anak lain yang ditindas), hingga mengajarkan anak untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas kesalahannya.
Ciri dari anak berani antara lain berani menghadapi ketakutan, tetap melakukan apa yang perlu dilakukan meskipun sulit, memiliki tingkat kepercayaan diri, tidak takut pada hal baru.
Baca Juga: Selain Strict Parents, Kenali 3 Jenis Pola Asuh Lainnya Untuk Anak
Untuk bisa menjadi anak yang berani seperti Hamli Ndigani diusianya saat itu, anak bisa dilatih untuk membentuk keberanian tersebut.
Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Membentuk Anak Pemberani (cara melatih anak berani)
Melihat manfaat-manfaat yang didapat dari keberanian seorang anak, alangkah lebih baik orangtua mendukung pembentukan karakter keberanian bagi seorang anak, beberapa caranya adalah:
- Tetap koreksi jika berani yang dilakukan anak masih kurang tepat, namun jangan lupa beri pujian ketika mereka berlatih berani dan biarkan ruang instuisi mereka berkembang
Source | : | vice.com,Hey Sigmund,Center for Parenting Education |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar