GridHEALTH.id - Sosok Hamli Ndigani sempat membuat penasaran publik terkait keberadaan dan kondisinya saat ini, mengingat pada era Soeharto ia menjadi salah satu bocah pemberani yang bertanya secara langsung kepada Presiden Soeharto, 'Kenapa Presiden Cuma Satu?'.
Keberanian yang dimiliki Hamli Ndigani ini dianggap menjadi sesuatu yang istimewa di usianya yang masih sangat muda dan membuat publik merasa khawatir hingga dikabarkan telah meninggal dunia, meskipun kabar tersebut telah ditampik oleh Hamli Ndigani.
Menjadi salah satu anak berprestasi di daerahnya, ternyata Hamli Ndigani saat ini lebih memilih untuk menjadi tukang service elektronik.
Sosok Hamli Ndigani Dulu dan Sekarang
Hamli Ndigani, bocah yang pada tahun 1994 menjadi salah satu peserta dari acara Gelantara dan berhasil menarik perhatian publik karena pertanyaannya yang cukup menarik, yaitu 'kenapa presiden cuma satu?'.
Gelantara adalah acara 'Gelar Nusantara Anak Indonesia' yang dibuat oleh Soeharto dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional dan memberikan kesempatan kepada siswa-siswa berprestasi mewakili daerahnya masing-masing untuk bertemu dan melakukan tanya jawab dengan Soeharto di Istana Negara.
Saat itu Hamli Ndigani adalah anak SD usia kurang lebih 10 tahun yang ditunjuk oleh sekolah dan lolos ikut seleksi mewakili Provinsi Sulawesi Tengah dengan ketujuh teman lainnya untuk berangkat ke Jakarta dan melakukan seleksi kembali memilih anak yang akan bertemu dengan Soeharto dalam Gelantara pada 17 Juli 1994.
Hamli Ndigani berhasil mengikuti seleksi karena pertanyaannya dianggap bagus dan menarik untuk ditanyakan langsung kepada Soeharto.
Masalah keberanian jelas terlihat, tanpa rasa takut ia menanyakan pertanyaannya, ditambah lagi Hamli Ndigani juga menunjukkan sisi cerdasnya melalui pertanyaan yang dibuat langsung oleh dirinya sendiri, hingga dianggap menjadi pertanyaan yang bagus.
Baca Juga: Bingung Harus Gimana, Ini 8 Cara Melatih Mental Anak Agar Berani
Kecerdasan seorang Hamli Ndigani tidak diragukan lagi mengingat dirinya adalah peserta dan juara dari Cerdas Cermat tingkat nasional dan terpilih menjadi anak yang mengikuti Gelantara.
Kini, Hamli Ndigani telah berusia 38 tahun dan telah memiliki tiga orang anak, dengan demikian Hamli Ndigani bisa membuktikan dirinya baik-baik saja setelah sempat diduga-duga oleh publik jika Hamli Ndigani kemungkinan sudah meninggal.
Bisa dibilang pekerjaannya yang saat ini jauh menggambarkan sosoknya yang semasa SD terkenal cerdas, di mana kemiskinan menjadi faktor utama ia hanya bisa menyelesaikan sekolah wajib belajar di tingkat SMA, alhasil kini Hamli Ndigani memilih untuk belajar secara autodidak menjadi tukang servis elektronik.
Janji akan diangkat sebagai PNS setelah lulus SMA dari kepala Dinas Banggai pun tidak terealisasi hingga saat ini dan sempat membuat Hamli Ndigani kecewa, padahal katanya Hamli Ndigani sudah menjadi sosok bocah yang telah mengharumkan nama Banggai.
Belajar dari Keberanian Hamli Ndigani Untuk Tumbuh Kembang Anak
Salah satu yang dapat dipelajari dari Hamli Ndigani untuk anak di Indonesia masa kini adalah keberaniannya, berani tampil dan bertanya di depan Soeharto yang saat itu menjadi presiden dan ditonton oleh seluruh Indonesia.
Keberanian adalah salah satu modal awal untuk seorang anak mau dan bisa mengembangkan kecerdasan dan membantu anak bertahan menghadapi tantangan dalam proses peningkatan harga diri, yang menjadi kekuatan pribadi anak.
Sikap berani pada anak memberikan manfaat dan melatih anak untuk mampu menghadapi beberapa kondisi seperti dalam mencoba hal baru, membantu usaha anak dalam menguasai keterampilan baru, melakukan hal yang benar dalam situasi sulit (membela anak lain yang ditindas), hingga mengajarkan anak untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas kesalahannya.
Ciri dari anak berani antara lain berani menghadapi ketakutan, tetap melakukan apa yang perlu dilakukan meskipun sulit, memiliki tingkat kepercayaan diri, tidak takut pada hal baru.
Baca Juga: Selain Strict Parents, Kenali 3 Jenis Pola Asuh Lainnya Untuk Anak
Untuk bisa menjadi anak yang berani seperti Hamli Ndigani diusianya saat itu, anak bisa dilatih untuk membentuk keberanian tersebut.
Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Membentuk Anak Pemberani (cara melatih anak berani)
Melihat manfaat-manfaat yang didapat dari keberanian seorang anak, alangkah lebih baik orangtua mendukung pembentukan karakter keberanian bagi seorang anak, beberapa caranya adalah:
- Tetap koreksi jika berani yang dilakukan anak masih kurang tepat, namun jangan lupa beri pujian ketika mereka berlatih berani dan biarkan ruang instuisi mereka berkembang
- Ingatkan anak bahwa tidak ada yang terlambat untuk berubah, termasuk menjadi berani
- Latih untuk menerima ketidaksempurnaan, karena hasil tidak lebih penting dari proses
- Menjadi pendukung dan contoh yang baik dalam proses pembentukan keberanian anak
Anak adalah pahlawan bagi diri mereka masing-masing dan dengan keberanian bisa menjadi salah satu senjata untuk anak tetap bertahan dalam situasi sulit sekalipun.
Jadi, orangtua belajarlah dari sosok Hamli Ndigani yang berani dan latihlah anak untuk menjadi berani, karena itu mendatangkan banyak manfaat baik untuk tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Anak yang Bisa Orangtua Lakukan Sendiri
Source | : | vice.com,Hey Sigmund,Center for Parenting Education |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar