Pasalnya, para nakes itu yang berhadapan langsung menghadapi pandemi Covid-19. "Seharusnya saat-saat seperti ini orang membutuhkan booster vaksin kedua atau dosis keempat. Di mana tenaga-tenaga kesehatan yang periode awal memang seharusnya sudah masuk ke dosis keempat sekarang," kata Hermawan dikutip dari Kompas.com (17/07/2022).
Diketahui, selama pandemi Covid-19 ribuan tenaga kesehatan (nakes) dan 750 dokter gugur akibat terpapar virus tersebut.
Namun demikian, hal itu tidak menyurutkan semangat para para dokter ataupun para tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terpapar virus Covid-19.
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pun menegaskan para pejuang kemanusiaan ini adalah pahlawan kusuma bangsa. Tercatat ribuan tenaga kesehatan dan 750 dokter kehilangan nyawa akibat terpapar Covid-19 sejak Maret 2020.
“Selama pandemi Covid-19, dokter dan tenaga kesehatan Indonesia berguguran dalam perjuangan dan pengorbanan untuk menyelamatkan jiwa orang banyak.
Mereka adalah Pahlawan Kusuma Bangsa,” kata Wapres saat memberikan sambutan pada acara pembukaan “Monumen Pengabdian Dokter Indonesia”, Kamis (17/03/2022).
Sementara LaporCovid-19 mencatat 1.028 tenaga kesehatan gugur melawan Covid-19.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, tidak akan turun dari gelanggang meskipun banyak para dokter dan juga tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19.
Baca Juga: Healthy Move, 5 Peregangan Untuk Ibu Hamil Redakan Sakit Punggung
“Meskipun, kemudian banyak sekali berguguran kawan-kawan dokter dan tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid. Saat ini, terakhir saya dengar (dokter gugur) 751, karena ada peningkatan akibat Omicron,” ucapnya.
“Meskipun kita tahu, karena kita tidak mau surut dari gelanggang, kita sudah bertekad dokter itu memang untuk kemanusiaan. Kita tidak bisa surut karena memang dedikasi awal kita memilih untuk menolong sesama,” tegas Daeng.
Source | : | Kompas.com,sindo news |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar