GridHEALTH.id - Kabar terbaru dari Angelina Sondakh, kini harus ikhlas dalam merawat ibunya yang memiliki gejala Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ) dan demensia.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Angelina Sondakh dalam akun youtubenya, Keema Entertaiment, di mana dalam video pembukanya Angie, panggilan akrab dari Angelina Sondakh memberitahukan bahwa ibunya harus menjalani perawatan karena memiliki gejala ODGJ dan demensia.
Lebih lanjut mengenai kondisi ibu dari Angelina Sondakh, Sjul Kartina Dotulong dapat dilihat langsung dalam vidoenya yang diunggah pada Sabtu lalu (30/07/2022).
"Mungkin sekarang juga sudah harus saya beritahukan kepada publik ataupun kepada semuanya, bahwa sesungguhnya, Ibu saya, mami semenjak kakak saya meninggal dan mungkin juga semenjak pada saat saya terkena kasus dan akhirnya harus mendem di dalem selama sepuluh tahun, ada sedikit gangguan dengan kejiwaannya," kata Angelina Sondakh dalam video pembukaannya.
Nampak jelas disebutkan bahwa ibunya kini mengalami sedikit gangguan kejiwaan dan demensia tingkat sedang, sehingga Angie harus mengurus ibunya yang tengah sakit ini,"Dan emang sekarang ini, saya harus mengurusi ibu saya yang sudah dinyatakan demensia tingkat sedang dan juga ada sedikit ODGJ-nya, Orang Dengan Gangguan Kejiwaan," sambung Angie.
Menilik ODGJ
Menilik lebih jauh mengenai ODGJ yang dialami oleh Ibu dari Angelina Sondakh, dapat diketahui bahwa ODGJ masuk ke dalam golongan orang dengan gangguan kesehatan mental dan jiwa, yang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, hingga sosial.
Beberapa gejala yang dapat terlihat dari ODGJ adalah halusinasi, ilusi, gangguan proses dan kemampuan berpikir, memiliki tingkah laku yang aneh, dan waham (keyakinan yang tidak rasional atau tidak masuk akal).
Penyakit gangguan kejiwaan yang dialami oleh ODGJ ini memiliki berbagai macam faktor yang berinteraksi satu sama lain, beberapa penyebabnya adalah biologis, psikoedukasi, koping tidak konstruktif, stressor psikososial, dan pengalaman traumatis.
ODGJ yang dialami seperti Ibu Angelina Sondakh, Sjul Kartina Dotulong dan penderita lainya tidak boleh dijauhi, namun justru seharusnya mendapatkan berbagai macam kegiatan atau upaya dalam pengendalian masalah kesehatan jiwa yang dialami oleh penderita.
Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018, disebutkan ada lebih dari 14 juta jiwa penduduk usia 15 tahun atau lebih yang mengalami gangguan jiwa emosional berupa depresi dan cemas, selain itu 400 ribu jiwa penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (psikotik), bahkan 57 ribu kasus diantaranya pernah dipasung.
Source | : | CDC,WHO,Tribun Surabaya,Youtube/Keema Entertainment |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar