GridHEALTH.id - Keguguran alias miscarriage atau disebut juga aborsi spontan atau aborsi yang terjadi tanpa perencanaan, adalah sebuah kondisi dimana hilangnya janin sebelum usia kehamilan 20 minggu atau 5 bulan.
Sebagian besar keguguran terjadi sebelum minggu ke 12 masa kehamilan.
Keguguran jarang terjadi jika sudah melewati minggu ke 20 masa kehamilan.
yang harus kita pahami, dalam beberapa kondisi, keguguran bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan.
Misalnya, janin tidak berkembang secara normal atau adanya kelainan pada kromosom.
Meskipun keguguran tergolong kondisi yang umum terjadi. Namun, bagi beberapa wanita hal ini dapat mengguncang kondisi psikologisnya serta menimbulkan rasa trauma.
Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda datang ke dokter kandungan untuk melakukan konsultasi sebelum merencanakan kehamilan.
Melansir dari Healthline, Kaylen Silverberg, seorang spesialis kesuburan yang berbasis di Texas, mengatakan bahwa keguguran sangat umum terjadi.
Terutama, pada usia kehamilan pada 0-6 minggu.
Baca Juga: Cara Mudah Menggunakan Test Pack Untuk Ibu Mendapatkan Hasil Akurat
Penting dicatat, seorang wanita dapat mengalami keguguran dalam satu atau dua minggu pertama tanpa menyadari bahwa dia hamil.
Mereka sering kali salah mengira keguguran sebagai periode menstruasi yang terlambat.
Maka dari itu wajib bagi wanita untuk mengetahui gejala keguguran.
Sebelum ke gejala keguguran, terlebih dahulu penting diketahui penyebab keguguran.
Dengan mengetahuinya kita bisa melakukan upaya pencegahan terjadinya keguguran.
Penyebab keguguran, melansir Ciputrahospital.com (14/12/2021), tidak tunggal. Berikut penjabarannya.
Penyebab keguguran pada wanita yang sedang hamil beragam dan tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Setiap orang pun juga berbeda-beda penyebabnya.
Penyebab paling umum keguguran adalah perkembangan janin yang tidak normal.
Baca Juga: Rekomendasi Traditional Chinese Medicine untuk Kecukupan Gizi Ibu Hamil
Namun, masih terdapat penyebab lain yang membuat wanita hamil mengalami keguguran, yaitu:
* Adanya masalah pada perkembangan janin.
* Mengalami infeksi bakteri.
* Menderita penyakit diabetes atau tiroid.
* Adanya ketidakseimbangan pada hormon selama masa kehamilan.
* Mengalami kelainan pada rahim.
* Terlalu banyak mengonsumsi rokok, alkohol atau obat-obatan terlarang.
* Terpapar sinar radiasi berlebihan atau zat beracun yang dapat mempengaruhi kondisi janin.
* Menderita penyakit obesitas.
* Memiliki penyakit autoimun.
Baca Juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari Penyebab Stroke yang Bisa Dialami Anak Muda
* Menghirup banyak udara beracun seperti asap dari pembakaran bahan kimia rumah sakit, asap pabrik, dan asap industri.
Harus catat, dilansir dari Nakita.id (1/08/2022), beberapa faktor juga harus diperhitungkan, termasuk usia ibu dan kondisi medis lainnya.
Salah satu studi menunjukkan bahwa, risiko keguguran meningkat pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Wanita berusia 35-39 tahun memiliki peningkatan risiko keguguran sebesar 75 persen.
Sementara, wanita berusia 40 tahun ke atas memiliki risiko 5 kali lipat.
Penyebab keguguran paling umum adalah faktor genetik, Sekitar 50 persen dari semua penyebab keguguran di trimester pertama adalah karena kelainan kromosom.
Bisa juga karena infeksi rahim atau leher rahim atau infeksi lain yang dapat menular ke bayi atau plasenta.
Beberapa infeksi ini termasuk listeria, parvovirus B19, toksoplasma gondii, rubella, herpes simpleks, sitomegalovirus, dan lainnya.
Selanjutnya, ada masalah anatomi, seperti cacat rongga rahim, yakni rahim tidak terbentuk dengan benar sehingga tidak dapat mendukung kehamilan yang sehat.
Baca Juga: Penderita Penyakit Jantung Usia Muda Bertambah 2 Persen Tiap Tahun, Ini Fakta
Terakhir, ada gangguan pembekuan yang menyebabkan tubuh membentuk gumpalan darah lebih banyak dari biasanya.
Adapun gejala keguguran atau tanda-tanda keguguran, adalah sebagai berikut:
1. Mengalami pendarahan atau keluarnya bercak yang tidak biasa seperti, darah yang keluar berwarna merah cerah dengan jumlah tidak sedikit. Jika hal ini terjadi, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
2. Mengalami kram dan nyeri di area panggul, perut, dan punggung belakang. Kram dan nyeri biasanya timbul bersamaan dengan pendarahan.
3. Keluarnya cairan dari vagina yang tidak termasuk keputihan.
4. Keluarnya gumpalan darah dari vagina secara tiba-tiba.
5. Mengalami penurunan berat badan.
6. Gerakan janin berkurang atau tidak dapat dirasakan lagi.
7. Hilangnya tanda-tanda kehamilan, misal mual dan muntah.
Baca Juga: Paru Pria ini Bocor Akibat Jadi Pecandu Vape, Awalnya Sesak Napas
8. Mengalami demam disertai pusing kepala.
Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan janin.
Harus diketahui juga, “Perempuan berpikir bahwa ketika mereka mengalami satu kali keguguran, mereka pasti akan mengalami keguguran lagi,” kata Kaylen Silverberg.
Padahal kemungkinan mengalami keguguran berulang (setidaknya 2 atau 3) sangat rendah.
Kondisi ini hanya terjadi pada sekitar 1 persen wanita saja.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, memiliki kehamilan yang sukses sebelum kehamilan saat ini dapat menurunkan risiko keguguran.(*)
Baca Juga: 6 Fase Terjadinya Menstruasi, Pahami Supaya Tahu Masa Subur yang Tepat
Source | : | Healthline,Nakita.ID,Ciputrahospital.com-keguguran |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar