Sebagai informasi tambahan, cacar monyet bukan termasuk ke dalam penyakit menular seks karena penyebaran penyakit cacar monyet ditekankan melalui kontak erat, baik melalui kulit, mukosa ke kulit, dan mukosa dengan mukosa, pernapasan, serta cairan sekresi, tidak terbatas pada hubungan seksual.
Dengan gejala khas dari cacar monyet adalah demam, munculnya ruam, pembengkakan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis.
Gejala Diawali di Wajah
Ruam yang muncul pun seperti cacar pada umumnya dan diawali pada bagian wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Sejauh ini, pengobatan yang tepat masih terus dilakukan pengujian di dunia, meskipun WHO dan CDC telah memberikan dua jenis rekomendasi vaksin untuk cacar monyet, yaitu JYNNEOS dan ACAM2000.
Di Indonesia sendiri, pemakaian vaksin sebagai salah satu pengobatan dari cacar monyet masih terus diuji dan belum mendapatkan izin dari BPOM.
Sehingga masyarakat diminta untuk lebih bersiap dalam melakukan pencegahan dibandingkan dengan pengobatan.
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyebaran cacar monyet adalah sama dengan pencegahan yang dilakukan pada penyakit infeksi menular lainnya.
Dengan cara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga imunitas diri, terus menerapkan protokol kesehatan, karena penyakit infeksi memiliki sifat yang tidak begitu menular jika imunitas masyarakat tetap baik.(*)
Baca Juga: India Laporkan Kematian Akibat Cacar Monyet, Korban Pertama di Asia
Source | : | Kemenkes RI,Konferensi pers PB IDI terkait cacar monyet |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar