GridHEALTH.id - PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) sebagai salah satu organisasi profesi di bawah IDI (Ikatan Dokter Indonesia) baru saja melakukan pengangkatan ketua baru, pada Sabtu (30/07/2022) lalu.
PERKI mengangkat dr. Radityo Prakoso, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC sebagai ketua umum PERKI yang baru untuk masa bakti tahun 2022-2025.
Pengangkatan ketua umum PERKI ke-19 ini sekaligus diharapkan dapat menjawab tantangan bersama dalam transformasi kesehatan di bidang kardiovaskular, yaitu penyakit terkait jantung dan pembuluh darah.
Sebagai informasi, penyakit kardiovaskular, khususnya jantung menjadi pembunuh nomor satu di dunia, dengan data global menunjukkan ada 18,6 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Data dari WHO juga menyebutkan ada 1 dari 5 orang berusia kurang dari 70 tahun meninggal karena penyakit kardiovaskular dan 32% dari kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Melihat fakta ini, peran penting dari PERKI sebagai salah satu organisasi profesi bisa membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan tantangan dari penyakit kardiovaskular yang semakin meningkat.
Padahal, 80% dari penyakit kardiovaskular memiliki kesempatan untuk dicegah, sehingga dengan penanganan yang baik angka kasus penyakit kardiovaskular seharusnya dapat ditekan.
PERKI
Sedikit mengenal tentang PERKI, yang merupakan organisasi profesi yang terbentuk sejak tanggal 16 November 1957 dan mewadahi seluruh spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbahaya bagi Penyintas Penyakit Jantung? Rekomendasi dari PERKI Berikut Ini
Tujuan lain dari PERKI adalah memajukan ilmu terkait kardiologi nasional, selain mewadahi seluruh dokter spesialis kardiovaskular.
Organisasi ini pun berada langsung dibawah IDI dan berperan dalam mendukung kebijakan, rencana, dan haluan program Kementrian Kesehatan terkait transformasi kesehatan.
Peran PERKI dalam menjalankan transformasi kesehatan
Sesuai dengan target yang dipasang oleh Kemenkes RI terkait transformasi kesehatan, PERKI pun turut terlibat ambil bagian.
Target dari pemerintah sendiri adalah mengoptimalisasi pemenuhan jejaring rumah sakit untuk dapat mengobati secara optimal dan efisien 4 penyakit katastrofik, yaitu jantung, stroke, kanker, dan ginjal sebagai penyakit dengan kematian tertinggi dan paling mahal, optimalisasi ini ditargetkan mencapai 100% di kabupaten/kota pada tahun 2027.
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh PERKI bersama dengan ketua baru masa bakti 2022-2025 untuk ikut dalam menyukseskan transformasi kesehatan di bidang kardiovaskular yaitu:
1. Meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular
2. Peluang masuknya SpJP (spesialis jantung dan pembuluh darah) Asing ke Indonesia
3. Kurangnya program studi yang mempelajari spesialisasi terkait kardiovaskular
4. Pembiayaan pengobatan penyakit kardiovaskular, khususnya jantung yang semakin mahal dan belum terfasilitasi sepenuhnya oleh pemerintah
5. Belum berjalannya kaidah sharing competence dan task sharing antar organisasi profesi dalam membagikan ilmu
6. Belum optimalnya PERKI sebagai advokator dan kolaborator
Bersama dengan target ini, PERKI ikut berinisiatif dalam menjawab berbagai tantangan yang ada dengan lima strategi pendekatan, yaitu:
- PERKI Kuat
- PERKI Advokator
- PERKI Pintar
- PERKI Kolaborator
- PERKI Data
Baca Juga: Komplikasi Cardiovascular Disease (CVD) Pada Penyandang Diabetes, Ini Gejalanya
Source | : | Konferensi Pers Virtual PERKI - Peran Strategis PERKI Dalam |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar