GridHEALTH.id - Virus cacar monyet atau monkeypox virus menyebar terutama melalui kontak manusia dengan hewan pengerat yang terinfeksi, tetapi para ahli juga telah memperingatkan bahwa infeksi kadang-kadang dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit dengan orang yang terinfeksi.
Cara seseorang dapat menyebarkan virus adalah melalui koreng atau nanah yang ada di lepuh.
Selain itu, kontak seksual dapat menjadi salah satu media penularan virus dari satu orang ke orang lain.
Para ahli juga mengatakan bahwa virus cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dekat mukosa atau kulit yang tidak utuh dengan bahan infeksius, atau tetesan pernapasan besar selama kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Ahli-ahli kesehatan dunia telah menyatakan bahwa virus itu bukan penyakit menular seksual dan siapa pun dapat tertular penyakit ini melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.
Sebuah penelitian terbaru oleh Lancet telah menunjukkan bahwa pelepasan DNA virus cacar monyet yang berkepanjangan dapat terjadi dalam sperma (air mani) pasien yang terinfeksi selama berminggu-minggu setelah timbulnya gejala.
Bagaimana cara mengetahui apakah virus masih ada dalam air mani? Para ahli mengatakan bahwa ada beberapa gejala yang dapat memberi tahu seseorang bahwa virus masih ada dalam air maninya.
Gejala-gejala ini termasuk demam, diikuti oleh munculnya lesi papula gatal yang berkelompok di daerah anus dan lesi tunggal di kepala, dada, kaki, lengan, tangan, dan penis.
The Lancet juga menyebutkan, air mani manusia menyediakan tempat persembunyian yang potensial dan tempat berkembang biak bagi sejumlah virus berbahaya, laporan tinjauan bukti baru.
Baca Juga: Stres Dapat Menyebabkan Rambut Beruban, 4 Pengobatan Rumahan Untuk Mencegahnya
Analisis literatur medis saat ini mengungkapkan bukti genetik dari 27 virus menular yang ditemukan dalam air mani, termasuk Zika, Ebola, Marburg, demam Lassa dan chikungunya, bersama dengan gondok, Epstein-Barr dan cacar air.
"Dokter dan peneliti perlu mempertimbangkan kemungkinan bahwa virus menular non-seksual tradisional dapat bertahan dalam air mani, dan karena itu meningkatkan kemungkinan penularan seksual," kata pemimpin peneliti Alex Salam. Dia adalah peneliti klinis di kelompok penelitian penyakit epidemi Universitas Oxford di Inggris.
Namun, keberadaan virus dalam air mani tidak berarti bahwa setiap virus dapat ditularkan secara seksual, catat para peneliti.
"Deteksi berarti ditemukan bukti materi genetik virus atau protein virus dalam air mani," kata Salam.
Source | : | WebMD,The Lancet,Emerging Infectious Diseases |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar