GridHEALTH.id - Masyarakat Indonesia yang hidup di masa penjajahan, mulai dari Belanda apalagi Jepang, tidak asing dengan tiwul.
Tiwul adalah makanan andalan pada masa susah tersebut.
Tapi karena tiwul pula, masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa bisa survive dalam penderitaan, dan berjuang untuk kemerdekaan.
Tapi kini, tiwul telah menjelma menjadi makanan khas Indonesia, khususnya dari Jawa Tengah.
Tiwul mengapa bisa menjadi makanan survivor masyarakat dan pejuang Indonesia di zaman penjajahan, karena tiwul kandungan karbohidratnya tak kalah dari beras, sehingga bisa menggantikan beras sepenuhnya.
Takhanya itu, selain karbohidrat, ada nutrisi penting lainnya, yaitu vitamin C, kalsium, zat besi, protein, hingga fosfor yang ada di nasi tiwul.
Lebih detailnya, menurut penelitian gizi dalam 100 gram tiwul itu mengandung 63,50 gram air, fospor 40 gram, karbohidrat 35 gram, kalsium 33 mg, vitamin C 30 mg, protein 1,20 mg, zat besi 0,70 mg, lemak 0,30 mg, vitamin B1 0, 01 mg, dan kalori 121 kal lebih rendah daripada nasi.
Karenanya tiwul ini cocok bagi penderita diabetes sebagai makanan pokok pengganti nasi karena kalorinya yang lebih rendah.
Tiwul juga mengandung asam butirat yang dapat menghambat tumbuhnya kanker dalam tubuh dan di dalam tiwul itu juga mengandung pati resisten, karena pembuatannya yang cukup lama.
Sehingga pati yang terdapat di dalamnya mengalami interaksi dengan fraksi amilosa selama proses pembuatan jadilah pati resisten yang dapat menyehatkan pencernaan.
Bahkan tiwul memiliki kandungan vitamin B Kompleks, dimana baik untuk mengatasi penyakit anemia. Serta mengandung protein yang cukup tinggi.
Baca Juga: Jika Avokad Dicampur Susu Kental Manis, Jangan Menyesal Ini yang Bisa Terjadi jika Dikonsumsi
Karenanya tiwul berperan untuk melatih daya tahan otot.
Walau bukan nasi, tiwul cukup enak kok disajikan dengan lauk pauk seperti opor ayam, baceman tahu dan tempe, urap sayur, ikan asin, dan sambal bawang.
Selain itu, tiwul dapat juga diolah dengan bahan makanan manis seperti gula jawa. Kemudian untuk menikmatinya bisa ditambahkan taburan kelapa.
Bahkan kini ada yang namanya tiwul kemasan alias tiwul instan.
Dari proses pembuatan tiwul pula, tiwul bisa menjaga kesehatan pencernaan.
Ketahuilah proses pembuatan nasi tiwul yang cukup lama, karenanya menjadikan kandungan pati mengalami interaksi yang di namakan retrogradasi, artinya terjadi interaksi antar fraksi amilosa pada pati saat dalam proses pembuatan dan menghasilkan pati retrogradasi atau pati resisten.
Pati resisten adalah jenis pati yang lolos untuk pencernaan yang sehat.
Menyambung paparan di atas, alasan tiwul baik dalam pencegahan kanker, kandungan asam butirat yang terdapat di dalam nasi tiwul menjadi sumber energi bagi tubuh.
Selain itu, menurut beberapa penelitian kesehatan, asam butirat bisa menghambat berkembangnya sel- sel kanker dalam tubuh.(*)
Baca Juga: Kebutuhan Gizi pada Setiap Anak Berbeda, Ini Patokannya yang Harus Diketahui
Source | : | Nahimunkar-tiwul,Sarihusada-tiwul |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar