GridHEALTH.id – Kewaspadaan orangtua dalam menjaga kesehatan anak perlu ditingkatkan lagi. Selain Covid-19 atau cacar monyet yang sedang mewabah, orangtua juga harus berhati-hati dengan penyakit flu tomat.
Di India, sudah ada lebih dari 100 anak yang terjangkit flu tomat. Rata-rata usia mereka di bawah 9 tahun.
Dilansir dari Mint, Selasa (23/8/2022), kasus flu tomat dilaporkan terjadi di wilayah Kerala, Tamil Nadu, Haryana, dan Odisha.
Flu tomat pertama kali teridentifikasi pada Mei lalu, di mana sekitar 82 anak berusia di bawah 5 tahun dari distrik Kerala terinfeksi.
“Penyakit virus endemik ini memicu peringatan ke negara bagian tetangga Tamil Nadu dan Karnataka. Selain itu, 26 anak (usia 1-9 tahun) telah dilaporkan menderita penyakit ini di Odisha oleh Pusat Penelitian Medis Regional di Bhubaneswar,” kata Menteri Kesehatan India.
“Hingga saat ini, selain Kerala, Tamil Nadu, Haryana, dan Odisha, tidak ada daerah lain di India yang melaporkan penyakit di negara bagian mereka oleh virus tersebut,” sambungnya.
Penyakit ini dinamakan flu tomat, karena gejala awalnya menyebabkan munculnya ruam kemerahan yang berbentuk seperti tomat di kulit.
Selain ruam yang mirip seperti tomat, gejala lain dari flu tomat yang dialami oleh anak-anak usia 1-9 tahun di India adalah seperti berikut.
1. Demam.
2. Kelelahan.
Baca Juga: Banyak Balita di India Terserang 'Flu Tomat', Waspadai Gejalanya Ini
3. Mual dan muntah.
4. Diare.
5. Pembengkakan pada sendi.
6. Kondisi yang mirip seperti sedang sakit flu.
Gejala flu tomat biasanya diawali dengan demam yang ringan, nafsu makan yang berkurang, dan sering kali juga sakit tenggorokan.
Menurut profesor Vasso Apostolopoulos, Imunolog dari Universitas Victoria, dalam studinya di The Lancet, mengatakan bahwa gejalanya mirip dengan demam berdarah dan chikungunya. Namun, peneliti masih mencoba mengindentifikasinya.
“Gejalanya sama dengan virus demam berdarah dan chikungunya, yang sudah umum di area tersebut, tapi itu terlihat bukan seperti kedua penyakit itu,” katanya dikutip dari racgp.org.au, Selasa (23/8/2022).
Selain demam berdarah dan chikungunya, gejala flu tomat juga hampir sama dengan penyakit tangan, kaki, dan mulut.
“Ada studi kasus tentang seorang anak yang kembali ke Inggris dari India, yang memiliki gejala-gejala ini (flu tomat) dan dinyatakan positif mengidap enterovirus, yang merupakan salah satu penyebab penyakit tangan, kaki, dan mulut,” jelas profesor Apostolopoulos.
Meskipun saat ini cara penularan masih dipelajari, tapi Ketua Tim Epidemiolog di Global Biosecurity Kirby Institute, Ashley Quigley, mengatakan flu tomat merupakan penyakit yang sangat menular.
“Tidak jelas apakah wabah ini disebabkan oleh satu virus atau lebih dari satu virus. Oleh karena itu, pengujian laboratorium yang mendesak dan genotype dari setiap virus yang diindentifkasi diperlukan untuk mengonfirmasi apakah flu tomat sebenarnya adalah virus baru,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Flu Singapura, Bisa Munculkan Lepuh Pada Kulit Anak
Cara mencegah flu tomat
Saran dari ahli kesehatan setempat, masyarakat harus selalu memerhatikan kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tepat untuk mencegah flu tomat.
Pasalnya, dikhawatirkan penyakit infeksi ini dapat menular ke anak-anak melalui kebiasaan berbagi makanan, pakaian, atau barang-barang lainnya.
Anak-anak yang terinfeksi flu tomat saat ini harus menjalani isolasi selama 5-7 hari, agar tidak menularkan ke orang lain baik sesama anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini, belum ada obat antivirus atau vaksin yang dikhususkan untuk penyakit flu tomat ini.
Baca Juga: Anak Panas Tinggi Lalu Muncul Bercak di Tangan dan Kaki juga Mulut, Infeksi HFMD
Pengobatan yang dilakukan tak berbeda jauh dengan yang dilakukan dalam menangani chikungunya, demam berdarah, maupun penyakit tangan, kaki, dan mulut.
Selain diisolasi, anak-anak yang terinfeksi juga akan diberikan banyak cairan dan spons air hangat, untuk menghilangkan iritasi dan ruam.
Pemberian obat parasetamol pun juga dilakukan untuk membantu menurunkan suhu tubuh anak, begitu juga dengan pengobatan simtomatik lainnya.
Sampel yang diambil dari tenggorokan atau tinja, telah dikirimkan ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut dan hasilnya akan keluar dalam 2-4 minggu kemudian.
Pengujian perlu dilakukan untuk invesitigasi wabah, sehingga tindakan pencegahan yang tepat bisa segera dimulai. (*)
Baca Juga: 7 Tanda Penyakit Infeksi Paru-paru Anak yang Perlu Diwaspadai Orangtua
Source | : | livemint.com,racgp.org.au |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar