GridHEALTH.id – Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang menyerang indung telur dan wajib diwaspadai oleh tiap wanita.
Ovarium atau indung telur merupakan organ yang penting bagi wanita. Selain menghasilkan sel telur untuk dibuahi, hormon tubuh pun diatur di sana.
Mengutip Indonesia Cancer Care Community, setiap tahun di Indonesia terdapat 13.310 kasus kanker ovarium baru dan berada di urutan nomor 10 kanker dengan pasien terbanyak.
Di antara jenis-jenis kanker yang dialami wanita, kanker ovarium berada di posisi ketiga setelah kanker serviks dan payudara.
Terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko kanker ovarium bagi seorang wanita, di antaranya berikut ini.
1. Bertambah usia
Dilansir dari American Cancer Society, faktor risiko kanker ovarium pada wanita yang pertama adalah bertambahnya usia.
Jenis kanker ini jarang sekali dialami oleh wanita di bawah usia 40 tahun. Rata-rata mengalaminya ketika sudah menopause atau sekitar usia 63 tahun.
2. Obesitas
Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas memang meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk kanker ovarium.
Wanita yang indeks massa tubuhnya lebih dari 30, mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.
Baca Juga: Perut Kembung, Gejala Kanker Ovarium yang Seringkali Terabaikan
Obesitas juga dapat berdampak buruk bagi kehidupan para wanita pengidap kanker ovarium.
3. Haid di usia dini
Menarche atau menstruasi pertama anak perempuan ternyata juga mempengaruhi risiko terkena kanker ovarium.
Mengutip Ovarian Cancer Research Alliance, anak perempuan yang haid pertamanya terjadi sebelum usia 12 tahun, berisiko tinggi mengidap kanker ovarium di kemudian hari.
Penelitian dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers, dan Preventions pun menemukkan, pengidap kanker ovarium mengalami menstruasi dini tingkat kematiannya sebesar 51 persen.
4. Hamil usia tua atau tidak pernah melahirkan
Usia kehamilan seorang wanita perlu diperhatikan. Mereka yang hamil dan melahirkan di atas 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi mengalami kanker ovarium.
Tidak pernah melahirkan sama sekali juga menjadi salah satu faktor kanker ovarium yang perlu diperhatikan oleh wanita.
5. Terapi hormon setelah menopause
Kondisi yang membuat seorang wanita berisiko kanker ovarium yang terakhir yakni terapi hormon usai menopause.
Terapi esterogen atau dibarengi juga dengan progesteron, akan meningkatkan pertumbuhan sel di ovarium, dibandingkan mereka yang tak melakukannya. (*)
Baca Juga: 5 Mitos Tentang Kanker Ovarium yang Perlu Diketahui Setiap Wanita
Source | : | American Cancer Society,Indonesia Cancer Care Community |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar