Paparan partikel di udara dengan diameter 2,5 mikrometer atau bahkan lebih kecil, menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat pada sel saluran napas yang memiliki mutasi gen yang disebut EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor).
Selain itu, ada juga mutasi gen lain yang juga dikaitkan dengan kanker paru yakni gen KRAS.
Kondisi ini terlihat pada penderita kanker paru yang tidak pernah merokok sama sekali, menurut penelitian para ilmuwan di Francis Crick Institute, London.
“Kami menemukan bahwa mutase penggerak pada gen EGFR dan KRAS, yang umumnya ditemukan pada kanker paru, sebenarnya ada di jaringan paru-paru normal dan kemungkinan merupakan konsekuensi dari penuaan,” kata Charles Swanton, peneliti klinis di Cancer Research Inggris, dikutip dari CNN, Jumat (16/9/2022).
Lebih lanjut, Swanton mengatakan bahwa ketika mutasi gen tersebut terpapar oleh polusi udara, maka sel kanker paru tumbuh menjadi lebih cepat.
“Langkah selanjutnya adalah menemukan mengapa beberapa sel paru-paru dengan mutase menjadi kanker ketika terkena polutan sementara yang lain tidak,” sambungnya.
Kepala petugas medis American Lung Association, dokter Albert Rizzo, mengatakan penemuan ini dapat menjadi alasan mengapa orang-orang yang tidak merokok berakhir dengan kanker paru.
“Kita tahu bahwa polusi udara terdaftar sebagai kersinogen beberapa tahun yang lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia, dan saya pikir penelitian ini hanya menambah bukti bahwa menjadi mekanisme khusus untuk partikel PM 2,5 yang mengarah pada perkembangan kanker paru di populasi ini,” jelasnya.
Menurutnya, ini menjadi momen yang penting untuk mulai membatasi paparan polusi udara sebanyak mungkin, agar risiko kanker paru berkurang.
Selain merokok dan polusi udara, penyebab kanker paru yang lainnya seperti terapi radiasi dari pengobatan kanker lain atau bahkan riwayat keluarga. (*)
Baca Juga: Inilah Sebabnya Banyak Perokok Tidak Terkena Kanker Paru-paru
Source | : | CNN,National Cancer Institute |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar