GridHEALTH.id - Kita semua tentu tahu cerita dan berita prihal #justiceforaudry.
Bagaimana tidak pada 2019 lalu tagging tersebut bikin heboh jagat maya Indonesia.
Tak pelak banyak dukungan dan simpati datang kepada Audry.
Saat itu banyak diberitakan dan dishare jika Audry menjadiu korban bully.
Kala itu Audrey Balqis Zildvanka, masih duduk di bangku SMP, mengaku dibully oleh 12 murid SMA dan penyebabnya dikarnakan pria.
Malah Audry mengaku, seperti dikutip dari Kompas.com, rambutnya ditarik hingga terjatuh ke aspal.
Bahkan menurut pengakuan Audry, pelaku bully lainnya ada yang hingga menginjak perutnya dan membenturkan kepalanya ke aspal.
Karena itulah, #JusticeForAudrey kala itu langsung menjadi viral dan mendapat dukungan publik tanah air.
Bahkan sejumlah selebriti tanah air juga mengutarakan rasa kasihan pada Audrey.
Seiring berjalannya waktu, kasus tersebut terkuak.
Beberapa waktu kemudian, melansir Tribunnews (20/09/2022), hasil visum Audrey yang dirilis pada 10 April 2019 lalu bertolak belakang dengan pengakuan Audrey.
Baca Juga: Tips dan Trik Klaim Kacamata BPJS 2022, Catat Jangan Sampai Salah!
Bagaimana tidak, hasil visum memberikan laporan Audrey keadaan sehat secara jasmani.
Bahkan tidak ditemukan adanya tanda-tanda pengeroyokan di bagian tubuh Audrey.
Tapi memang secara psikis Audrey dinyatakan mengalami trauma.
Walhasil masyarakat yang tadinya iba dan simpati, langsung berbalik dan beranggapan bahwa pengeroyokan itu hoaks semata.
Kini, setelah 3 tahun berlalu, Audrey telah tumbuh menjadi gadis remaja cantik.
Di sosial media Audy pun tampak eksis.
Selain itu, Audrey juga pernah membagikan video yang memperlihatkan bakatnya.
Ternyata Audrey memiliki suara yang merdu dan hobi menyanyi.
Dirinya pernah memperlihatkan dirinya sedang bernyayi di kafe.
Hanya saja belakangan Audrey semakin jarang memposting konten di Instagramnya.
'Gatau knp jarang post', tulisnya di caption foto yang memperlihatkan dirinya berpose di mobil.
Apa yang terjadi pada kasus Audry hikmahnya adalah, jangan lanta skita sebagai pengguna sara internet, mudah termakan dengan banyaknya informasi.
Jadilah pengguna internet yang sehat secara hati dan akal.
Kasus bully pun menjadi pelajaran, untuk tidak dilakukan kepada siapapun.
Karena dampaknya dan bekasnya tidak semudah menyembuhkan luka di kulit.
Berikut di bawah ini adalah dampak bullying yang perlu diwaspadai, dikutip dari Gramedia.com.
1. Masalah Psikologis
Korban bully seringkali menunjukkan berbagai gejala masalah psikologis, bahkan setelah perundungan berlangsung. Kondisi yang paling sering muncul ialah depresi serta gangguan kecemasan.
Selain itu, pengaruh bullying pada kesehatan mental pada remaja dan anak ialah rasa sedih, rendah diri, kesepian, serta hilangnya minat pada hal yang biasa mereka sukai, serta perubahan pada pola tidur ataupun pola makan.
Efek bullying juga kemudian akan menyebabkan gejala psikosomatis, diantaranya masalah psikologis yang memicu gangguan pada kesehatan fisik. Hal ini tak hanya berlaku pada orang dewasa, tapi juga pada anak-anak.
Sebagai contoh, saat waktunya masuk sekolah, anak kemudian akan merasa sakit perut serta sakit kepala meski secara fisik tak ada yang salah di tubuhnya.
2. Masalah Fisik
Bullying juga akan menyebabkan anak mengalami gangguan pencernaan Bukan hanya pada memar ataupun rasa terluka akibat kekerasan fisik yang dialaminya, korban bullying juga sering mengalami kecemasan yang kemudian akan memicu stres pada tubuh.
Kondisi ini juga akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, serta sering sakit, terkena gangguan pencernaan, juga berbagai masalah lainnya. Bullying pada anak juga akan memperburuk masalah kesehatan yang kemudian mereka derita sebelumnya.
Misalnya saja pada masalah kulit, masalah perut, ataupun masalah jantung pada anak yang menjadi lebih parah akibat stres.
3. Gangguan Tidur
Dampak negatif bullying kemudian juga terlihat jelas ialah gangguan tidur. Para korban bullying juga sering kali mengalami kesulitan untuk tidur yang nyenyak. Sekalipun dapat tidur, tidak jarang waktu tersebut justru dihiasi oleh berbagai mimpi buruk.
4. Pikiran untuk Bunuh Diri
Dampak bullying bagi korban yang satu ini juga tidak hanya akan menghampiri pikiran pada orang dewasa. Korban bullying yang berusia anak-anak serta pada remaja juga berisiko memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.
Tak jarang ada laporan kejadian tentang anak-anak berusia sekolah yang kemudian meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-temannya. Inilah bahaya bullying yang harus orangtua waspadai.
5. Tidak Dapat Menyatu dengan Orang-Orang di Sekitar
Salah satu akibat dari bullying yang kemudian perlu diwaspadai ialah kesulitan untuk menyatu dengan orang-orang di sekitar. Anak pada orang dewasa yang mengalami bullying, secara tak langsung ditempatkan pada status sosial yang kemudian lebih rendah dari rekan-rekannya.
Hal ini juga akan membuat korban bully menjadi sering merasa kesepian, terabaikan, serta berujung pada turunnya rasa percaya diri.
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Gresik Meningkat, Hubungan Sesama Jenis Penyumbang Terbanyak
6. Gangguan Prestasi
Dampak dari bullying lainnya ialah anak yang cenderung akan mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi belajar. Mereka juga akan merasa kesulitan untuk berkonsentrasi di kelas, sering tidak masuk sekolah, serta tidak diikutsertakan dalam berbagai kegiatan yang ada di sekolah.
7. Sulit Percaya dengan Orang Lain
Dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan ialah rasa sulit percaya dengan orang lain. Saat seorang anak menjadi korban bully, mereka kemudian akan menjadi sulit untuk mempercayai orang lain di sekitarnya.
Salah satu dampak buruk akibat dari bullying akan terlihat pada saat korban masih kecil. Namun, ketika beranjak dewasa, mereka akan merasa untuk membangun hubungan dengan orang lain.(*)
Baca Juga: Covid-19 Bakal Berakhir Sudah di Depan Mata, Haruskah Terus Memakai Masker Saat di Pesawat?
Source | : | Gramedia-bullying |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar