- Penghambat angiogenesis
- Penyakit ginjal
- Apnea tidur obstruktif
- Gangguan endokrin (hipotiroidisme, hipertiroidisme, sindrom Cushing)
Menurut National Institute of Health, hipertensi sekunder menyumbang 2-10% dari kasus dewasa.
Orang dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan hipertensi dan komplikasi terkait jantung lainnya.
Baca Juga: Menyandang Diabetes Bisa Berisiko Timbulnya 3 Gangguan Penglihatan Ini
Baca Juga: Mengenal Double Diabetes, Penyandang Diabetes Miliki Ciri Tipe 1 dan Tipe 2 Sekaligus
Baik hipertensi primer maupun hipertensi sekunder, keduanya berbahaya bagi tubuh karena bila tidak ditangani dapat menimbulkan risiko penyakit jantung, stroke, dan ginjal.
Hipertensi sering disebut “silent killer” karena kita mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi kerusakan masih terjadi di dalam tubuh.
Oleh sebab itu, pemeriksaan tekanan darah secara berkala dapat menghindari kita dari kerusakan yang lebih parah, dan bila diketahui penyebabnya, maka akan dicarikan dokter solusinya. (*)
Source | : | American Heart Association,Plush Care |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar