Ibuprofen adalah anggota kelas obat yang disebut NSAID, yang meliputi naproxen (Aleve, Naprosyn dan Anaprox), sulindac (Clinoril), diklofenak (Voltaren), piroxicam (Feldene), indometasin (Indocin), Mobic, Lodine dan celecoxib (Celebrex).
Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini
Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Paru Akibat Kebiasaan Vape Pengganti Rokok
8. Mengonsumsi obat batuk dan pilek (udafed dan merek lain yang mengandung pseudoefedrin dan fenilefrin)
Obat batuk dan pilek sering mengandung dekongestan seperti pseudoefedrin dan fenilefrin. Obat-obatan ini menyebabkan tekanan darah dan detak jantung meningkat, dengan menyempitkan semua arteri , bukan hanya di hidung.
9. Kondisi kronis tertentu
Kondisi kronis tertentu, termasuk diabetes, penyakit ginjal dan sleep apnea, juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
10. Kekurangan vitamin D
Para peneliti berpikir bahwa vitamin D dapat mempengaruhi enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah. Vitamin D secara gratis dapat diperoleh dari sinar matahari pagi.
Baca Juga: 5 Bahan Alami yang Berkhasiat Untuk Pengobatan Penyakit Ginjal
Baca Juga: Apakah Saat Biduran Boleh Mandi? Coba Cek Faktanya di Sini!
Baca Juga: Healthy Move, Cara Menggunakan Blok Untuk Meningkatkan Latihan Yoga
Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan peran pasti vitamin D dalam tekanan darah tinggi. Namun, bicarakan dengan dokter tentang apakah kita perlu mengonsumsi suplemen vitamin D.
Source | : | American College of Cardiology,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar