GridHEALTH.id - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah akan lebih tinggi dari tekanan darah normal. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ciri-ciri hipertensi bisa dideteksi dengan melihat dua angka pengukuran tekanan darah yang disebut sistolik dan diastolik.
Angka sistolik memaparkan tekanan pembuluh darah ketika berdenyut, sedangkan diastolic menunjukkan tekanan pembuluh darah ketika beristirahat.
Seseorang dikatakan memiliki darah tinggi jika angka sistolik menunjukkan angka 140 mmHg atau lebih, sedangkan angka diastolik 90 mmHg atau lebih setelah dilakukan dua kali pengukuran. Sementara itu, tekanan darah normal berada di angka 120/80 mmHg.
Hipertensi juga sering dicap sebagai “the silent killer” atau “si pembunuh diam-diam” karena kondisi ini dapat terjadi dalam jangka panjang.
Hipertensi juga dapat memicu komplikasi yang dapat menyebabkan kematian seperti strok, gagal ginjal, jantung koroner, dan gagal jantung.
Setiap orang wajib mengenali faktor risiko hipertensi mengingat penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian bila tidak dicegah dan diobati. Berikut faktor-faktornya:
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
Semakin berat tubuh kita, semakin banyak aliran darah yang kita butuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan. Saat volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat, begitu juga tekanan di dalam arteri.
2. Terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan yang kita konsumsi
Terlalu banyak natrium dalam makanan yang kita makan dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, dan juga menyebabkan arteri di tubuh menyempit. Kedua faktor tersebut meningkatkan tekanan darah.
3. Terlalu sedikit potasium dalam makanan
Baca Juga: Rekomendasi Minuman yang Aman Dikonsumsi Penyandang Hipertensi, Mudah Didapatkan
Baca Juga: Tanda Kanker Pada Wanita, Waspada 7 Gejala Ini Sering Diabaikan
Kalium membantu menyeimbangkan jumlah natrium dalam sel. Kalium menyebabkan sel-sel otot polos di arteri rileks, yang menurunkan tekanan darah.
4. Tidak aktif secara fisik
Olahraga meningkatkan aliran darah melalui semua arteri tubuh, yang menyebabkan pelepasan hormon alami dan sitokin yang mengendurkan pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko kelebihan berat badan.
5. Minum alkohol
Minum lebih dari dua gelas per hari dapat menyebabkan hipertensi, mungkin dengan mengaktifkan sistem saraf adrenergik, menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan aliran darah dan detak jantung secara simultan.
6. Stres
Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara, tetapi dramatis.
Jika mencoba untuk bersantai dengan makan lebih banyak, menggunakan tembakau atau minum alkohol, kita hanya dapat memperburuk masalah dengan tekanan darah tinggi. Teknik relaksasi dan meditasi efektif menurunkan tekanan darah.
7. Mengonsumsi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID)
Ibuprofen (Advil, Motrin, Ibuprofen) dapat menyebabkan perburukan hipertensi yang sudah ada atau perkembangan tekanan darah tinggi baru.
Ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, memburuknya gagal jantung, dan bahkan serangan jantung atau stroke.
Ibuprofen adalah anggota kelas obat yang disebut NSAID, yang meliputi naproxen (Aleve, Naprosyn dan Anaprox), sulindac (Clinoril), diklofenak (Voltaren), piroxicam (Feldene), indometasin (Indocin), Mobic, Lodine dan celecoxib (Celebrex).
Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini
Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Paru Akibat Kebiasaan Vape Pengganti Rokok
8. Mengonsumsi obat batuk dan pilek (udafed dan merek lain yang mengandung pseudoefedrin dan fenilefrin)
Obat batuk dan pilek sering mengandung dekongestan seperti pseudoefedrin dan fenilefrin. Obat-obatan ini menyebabkan tekanan darah dan detak jantung meningkat, dengan menyempitkan semua arteri , bukan hanya di hidung.
9. Kondisi kronis tertentu
Kondisi kronis tertentu, termasuk diabetes, penyakit ginjal dan sleep apnea, juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
10. Kekurangan vitamin D
Para peneliti berpikir bahwa vitamin D dapat mempengaruhi enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah. Vitamin D secara gratis dapat diperoleh dari sinar matahari pagi.
Baca Juga: 5 Bahan Alami yang Berkhasiat Untuk Pengobatan Penyakit Ginjal
Baca Juga: Apakah Saat Biduran Boleh Mandi? Coba Cek Faktanya di Sini!
Baca Juga: Healthy Move, Cara Menggunakan Blok Untuk Meningkatkan Latihan Yoga
Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan peran pasti vitamin D dalam tekanan darah tinggi. Namun, bicarakan dengan dokter tentang apakah kita perlu mengonsumsi suplemen vitamin D.
Source | : | American College of Cardiology,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar