GridHEALTH.id - Data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, menunjukkan kanker mulut berada di peringkat nomor 17 di Indonesia.
Jumlahnya kasusnya memang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan yang lainnya, seperti kanker payudara, kanker serviks, maupun kanker paru yang orang awam sudah familiar.
Meski begitu, bukan berarti kanker mulut bisa dianggap sebagai penyakit yang remeh. Gejala awal kanker mulut yang terbaikan, dapat berujung pada kondisi yang lebih serius.
Apa saja gejala awal kanker mulut?
Disebut juga kanker oral, sel kanker akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali, dapat terjadi di seluruh bagian mulut dan gigi.
Dari laman nidcr.nih.gov, gejala awal kanker mulut biasanya berlangsung lebih dari dua minggu ditandai dengan iritasi atau bercak tebal di bibir, tenggorokan terasa sakit seperti ada yang tersangkut, dan sulit menggerakkan rahang.
Beberapa pengidapnya juga merasakan kebas pada lidah atau area di dalam mulut, rahang yang bengkak, dan nyeri telinga.
Kondisi-kondisi tersebut bisa dipelajari lebih lanjut ketika melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi.
Kanker menyebabkan cara bicara berubah
Perubahan cara bicara dipengaruhi oleh letak pertumbuhan sel kanker dan jenis perawatan yang dilakukan.
Mengutip NHS, hal ini terjadi karena saat berbicara, ada interaksi yang kompleks antara otot, tulang, dan jaringan lainnya termasuk lidah, gigi, bibir, hingga langit-langit.
Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Mulut Ala Rumahan, Masukkan 6 Hal Ini dalam Rutinitas Sehari-hari
Umumnya terjadi setelah menjalani metode pengobatan kanker seperti tindakan pembedahan dan radioterapi.
Melansir Cancer Research UK, cara bicara berubah karena kanker akan membuat suara lebih serak, pelan, atau terdengar seperti sedang terkena flu.
Beberapa orang bahkan tidak hanya terjadi perubahan pada cara bicaranya, tapi juga benar-benar kehilangan suaranya.
Pengidap kanker mulut sangat mungkin mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata tertentu atau tidak bisa mengucapkan beberapa kata.
Ini tentunya akan sangat menyusahkan dan membuat orang yang mengalaminya merasa frustasi.
Tapi untungnya, kondisi ini rata-rata hanya bersifat sementara dan kembali seperti semula sesudah dilakukan terapi lanjutan selama beberapa bulan setelahnya.
Terapis bicara dan bahasa akan membantu meningkatkan kemampuan bicara yang berubah karena kanker, dengan mengajarkan latihan yang mengembangkan jangkauan gerakan vokal.
Mereka juga akan turut mengajarkan pengidap kanker mulut cara baru menghasilkan suara.
Selain mengakibatkan cara bicara berubah karena kanker, komplikasi lain pun mungkin terjadi. Misalnya, kesulitan saat menelan atau istilah lainnya disfagia.
Sehingga dilakukan pemasangan selang makanan untuk sementara waktu, yang langsung terhubung ke perut.
Diagnosis dan pengobatan kanker mulut mungkin juga akan menimbulkan dampak emosional, yang membuat pengidapnya merasa sedih berkepanjangan dan bahkan depresi. (*)
Baca Juga: Perlu Diwaspadai, Perbedaan Sariawan Mulut dengan Kanker Mulut, Atasi Segera Mungkin!
Source | : | NHS,Cancer Research UK,nidcr.nih.gov |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar