GridHEALTH.id - Antibiotik di Indonesia dianggap obat dewa. Sampai-samapi apapun sakitnya obatnya antibiotik. Lebih mengenaskan lagi, antibiotik bisa dibeli tampa resep dokter. Ini sangat tidak boleh.
Ketahuilah, antibiotik adalah obat farmasi pada umumnya yang tidak bisa digunakan untuk semua jenis penyakit pada manusia dan makhluk hidup.
Antibiotik adalah obat yang diciptakan untuk membunuh bakteri dan jamur, serta beberapa jenis parasit, tidak bagi virus.
Jadi salah sekali jika sakit yag disebabkan oleh virus diobati dengan antibiotik.
Jika menggunakan antibiotik secara serampangan, hati-hati bakteri adalah makhluk pintar, dirinya bisa mendeteksi setiap antibiotik, dan akhirnya menjadi kebal. Jika sudah demikian akan muncul penyakit yang menakutkan super bugs, bakteri yang kebal antibiotik.
Maka dari itu, jangan menggunakan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus, seperti pilek atau flu.
Bahkan, hal terbaik yang harus sering anda lakukan adalah membiarkan flu dan pilek itu sembuh dengan sendirinya.
Kadang-kadang, flu bisa berlangsung sampai dua minggu, bahkan lebih.
Jika semakin memburuk setelah dua minggu, maka disarankan untuk menemui dokter keluarga.
Dokter juga akan memberikan sara apa yang dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan yang muncul selama tubuh anda sedang melawan infeksi virus ini.
Jadi, dikutip dari laman yayasan Orangtu Peduli, ditulis oleh dr. Windhi Kresnawati, SpA (31/12/2011):
Baca Juga: Anemia dan Stunting pada Anak Masalah Klasik Belum Terselesaikan, IronC Bisa Jadi Solusi?
* Demam dan flu. Virus menyebabkan dua kondisi tadi. Dan kondisi ini tidak dapat disembuhkan dengan menggunakan antibiotik.
* Batuk atau bronkhitis. Virus hampir selalu menyebabkan kondisi ini. Namun, jika anda memliki masalah dengan paru paru atau memiliki penyakit yang sudah cukup lama, maka bakteri dapat menjadi penyebab munculnya kondisi tersebut.
Dokter mungkin saja memutuskan untuk mencoba memberikan antibiotik untuk menangani masalah tersebut.
* Radang tenggorokan. Kebanyakan kasus radang tenggorokan, disebabkan oleh virus dan tidak membutuhkan antibiotik.
Namun, untuk strep throat disebabkan oleh bakteri.
Dokter akan memastikan apakah anda mengalami radang tenggorokan karena bakteri, sehingga perlu untuk diresepkan antibiotik atau tidak.
* Infeksi telinga. Ada beberapa jenis infeksi pada teling. antibiotik digunakan untuk beberapa jenis (tidak semua) infeksi telinga.
* Sinusitis. Antibiotik sering digunakan untuk mengobati sinusitis. Bagaimanapun, hidung yang disertai dengan cairan kental berwarna hijau atau kunging, tidak berarti harus menggunakan antibiotik.
Penting juga diperhatikan, melansir pionas.pom.go.id, prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama:
1. Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.
Baca Juga: Tak Melulu Jahat, Ini Pilihan Lemak Baik yang Berikan Manfaat Untuk Tubuh
Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk setiap pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi.
Di samping itu, untuk infeksi berat yang memerlukan penanganan segera, pemberian antibiotik dapat segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman.
Pemberian antibiotik tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educated guess.
2. Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, etnis, usia, penggunaan pengobatan konkomitan, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, atau sedang mengkonsumsi kontrasepsi oral.
Bagaimana dengan antibiotik alami?
Penggunaan antibiotik alami sering disebut dan diyakani lebih aman dari produk farmasi.
Tapi ingat penggunaannya tetap jangan sampai salah, dan harus sesuai dengan indikasi. Karena bagaimana pun obat alami tetap saja ada efek sampingnya.
Sebagai pengetahuan, berikut pilihan antibiotik alami yang benar-benar natural, bukan olahan pabrik herbal.
* Bawang putih
Dalam sebuah penelitian 2011 sudah dibuktikan bahwa kandungan yang terdapat dalam bawang putih terbukti dapat melawan serangan bakteri yang menyebabkan infeksi pada tubuh.
Baca Juga: Anak-anak di Perkotaan Juga Berisiko Stunting, Makanan Instan Jadi Pemicunya
Senyawa Alicin yang terdapat pada bawang putih bahkan terbukti membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Escherichia coli.
Jumlah konsumsi bawang putih yang dianjurkan tidak lebih dari dua siung setiap hari.
Juga, pada orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, pastikan berkonsultasi dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi ekstrak bawang putih sebagai antibiotik rumahan.
2. Jahe
Banyak penilitian juga telah membuktikan bahwa jahe dapat diguakan untuk memberantas berbagai jenis bakteri yang mencemari tubuh sehingga dikenal sebagai antibiotik rumahan.
Selain memiliki kandungan antibakeri, jahe juga dikenal sebagai makanan anti inflamasi.
Kandungan pada jahe yang tediri dari flavonoid, gingerol, terpenoid, shogaol, zerumbone dan zingerone dikenal ampuh untuk membunuh bakteri penyebab infeksi pada tubuh.
3. Madu
Kandungan hidrogen peroksida yang ada pada madu dipercaya dapat dengan efektif membunuh bakteri pennyebab infeksi.
Selain itu, kandungan gula pada madu dapat mencegah pertumbuhan bakteri tertentu.
Madu yang memiliki tingkat pH yang rendah juga dapat membuat bakteri yang tumbuh mengalami dehidrasi dan akhirnya mati.
Baca Juga: Pemeran Wanita Kebaya Merah Ternyata Bukan Orang Normal, Penyintas Dissociative Identity Disorder
4. Kunyit
Kandungan yang terdapat dalam kunyit yang dinamakan kurkumin memiliki manfaat sebagai antioksidan dan anti-inflamasi dan sebagai penangkal radikal bebas.
Kunyit juga diketahui dapat mengurangi perumbuhan bakteri dan jamur serta tumor pada sel.
5. Bawang bombai
Kandungan flavonoid dan serta senyawa sistein sulfoksida pada bawang bombai diketahui dapat membunuh bakteri dalam tubuh.
Untuk dapat memafaatkan bawang bombai sebagai antibiotik alami, cincang irisan bawang bombai dalam minyak kelapa dan campurkan juga bawang putih suaya dapar efektif membunuh bakteri.
6 Minyak oregano
Di dalam minyak oregano terkandung carvacrol dan timol, dua senyawa antibakteri dan antijamur.
Penelitian juga telah membuktikan bahwa minyak oregano terbukti dalam membasti beberapa bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) dan Pseudomonas aeruginosa.
Minyak oregano juga dapat dikonsumsi sebagai antibiotik alami dengan mencampurkan 1-2 tetes minyak oregano dengan air.
Dengan catatan, perlu diketahui minyak oregano tidak boleh dikonsumsi lebih dari 14 hari secara berturut-turut.(*)
Baca Juga: Perhatikan Ciri-ciri Ginjal Bocor dan Penanganan yang Harus Dilakukan
Source | : | YOP-antibiotik,PIONAS-BPOM-antibiotik,GridHEALTH.id-antibiotik |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar