GridHEALTH.id - Berawal dari sakit jantung hingga terjadi komplikasi, inilah penyakit yang menggerogoti tubuh Eddy Gombloh sampai akhir hidupnya.
Komedian Eddy Gombloh meninggal dunia pada Kamis (4/8/2022) silam pukul 11.30 WIB.
Eddy Gombloh menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta.
Diketahui bahwa Eddy Gombloh memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di Yogyakarta usai sepi job.
"Empat belas tahun (tinggal di Jogja), iya dia mau pulang. 'Aku mau pulang aja ke Jogja' karena dia udah nggak kuat di Jakarta."
"Jadi dia pilih di Jogja," terang Martina Lubalu, dikutip dari YouTube Macul Channel, Jumat (5/8/2022).
Istri Eddy Gombloh, yakni Martina Lubalu mengungkapkan bahwa suaminya telah mengidap sakit jantung sejak lama.
"Dia menderita sakit sudah lama sekali, jantung," ungkap Martina Lubalu.
Namun, penyakit jantung tersebut menyebar ke organ tubuh Gombloh lainnya.
Menyerang Paru dan Ginjal
"Tapi sekarang dari jantung menyebar ke paru, ke ginjal, dan ke hatinya," lanjutnya.
"Beliau (Eddy Gombloh) meninggalnya karena komplikasi. Awalnya terkena Covid-19 setahun lalu. Saat itu, 2 minggu dia boleh pulang," kata Tina saat ditemui usai pemakaman Eddy Gombloh TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (5/8/2022).
"Tapi, seminggu di rumah, dia kena lagi dan balik lagi ke rumah sakit. Sejak itu beliau enggak bisa jalan. Jadi waktu ke rumah sakit bisa jalan, pas pulang enggak bisa," lanjutnya.
Tina menyebut, Eddy Gombloh juga punya riwayat sakit jantung.
"Beliau ada jantung juga, komorbid banyak, jantung bengkak jadi air enggak bisa keluar. Akhirnya kena ke paru, kena ginjal. Dokter sudah usahakan yang terbaik, tapi menyerah karna sudah hancur di dalamnya," lanjut Tina.
Bukan hanya Eddy Gombloh, kasus komplikasi yang dimulai dari penyakit jantung ini sudah cukup banyak.
Serangan jantung adalah kondisi saat pasokan aliran darah pembawa oksigen ke jantung terhambat atau terputus.
Penyebab serangan jantung utamanya karena pembuluh darah mengalami penyempitan akibat penumpukan lemak, kolesterol, atau zat lain yang disebut plak.
Saat plak di dalam pembuluh darah arteri jantung pecah, daerah sekitar plak terbentuk darah beku.
Darah beku ini menghalangi aliran darah melewati pembuluh darah yang mengarah ke jantung dan akibatnya, otot jantung kekurangan nutrisi dan oksigen.
Serangan jantung bisa menyebabkan komplikasi yang beragam, mulai dari yang ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada pengidap serangan jantung.
Serangan jantung dapat memicu gagal jantung.
Kondisi ini membuat jantung tidak dapat secara efektif memompa darah ke seluruh tubuh.
Gejalanya berupa sesak napas, cepat merasa lelah, dan bengkak pada tungkai.
Aneurisma
Aneurisma merupakan sebuah komplikasi serius dengan gejala yang dapat ditunjukkan oleh kondisi ini adalah pembengkakan arteri yang dapat terjadi pada bagian tubuh manapun.
Apabila aneurisma pecah, kondisi tersebut dapat menyebabkan kondisi fatal karena adanya perdarahan internal.
Emboli Paru
Emboli paru merupakan sebuah kondisi saat arteri pulmonalis mengalami penyumbatan.
Penyumbatan tersebut menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen dengan cepat.
Akibatnya, beberapa gejala pun akan muncul seperti kesulitan bernapas, sakit dada, dan kulit membiru.
Kondisi ini harus diwaspadai, karena dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Arteri Perifer
Penyempitan pembuluh darah dapat berdampak buruk pada aliran darah ke jantung.
Selain itu, kondisi tersebut juga dapat berdampak buruk pada ujung-ujung bagian tubuh.
Dikarenakan bagian-bagian tubuh tersebut tidak mendapatkan aliran yang cukup, maka rasa nyeri pun akan muncul, terutama pada kaki ketika sedang berjalan.
Stroke
Stroke terjadi karena adanya gumpalan darah yang menghambat aliran darah menuju otak.
Gumpalan darah tersebut muncul karena jantung tidak bekerja dengan baik.
Keadaan ini dapat menyebabkan beberapa gangguan dalam mengingat, berbicara, dan koordinasi.
Selain itu, stroke juga dapat menyebabkan mati rasa pada salah satu sisi tubuh.
Pasalnya, keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan dengan cepat dan bisa bersifat permanen.(*)
Source | : | tribunnews.com,Halodoc.com,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar