GridHEALTH.id - Tahun 2020, Bams eks vokalis band Samson ungkap penyakit yang diidapnya.
Mantan kekasih Nia Ramadhani ini ternyata mengidap kanker kulit dan kanker otot.
Bams ungkap hal tersebut melalui sebuah video di saluran Youtube Daniel Mananta Network pada Jumat (19/02/2021).
"Yang bikin gue sebenarnya stres, (bisnis) ditutup sama gue divonis kanker tuh datangnya samaan. Jadi gue baru divonis kanker, besoknya perusahaan gue tutup," tutur Bams dilansir Kompas TV.
Pria berusia 38 tahun ini menjelaskan bahwa penyakit langkanya ini disebabkan oleh kebiasaan berolahraga yang berlebihan.
Penyakit kanker yang menyerang suami Mikhavita Wijaya ini dibilang cukup langka, karena biasanya hanya menyerang orang yang aktif berolahraga dan para atlet.
"Kanker kulit dan otot. Kanker yang kena ke orang sehat. Lo jatuhnya nyiksa diri.
Karena lo terlalu aktif dan terjadi benturan di bagian keluar kankernya. Jadi rata-rata kenanya ke atlet atau pekerja yang keras," ungkap Bams.
“Jadi satu juta orang yang kena kanker, cuma satu yang kena kanker ini. Perbandingan saking langkanya.
Sepanjang sejarah dunia pun, yang kena kayak gue delapan ribu orang. Kalau kena ini sebenarnya lo terlalu over. Gue akuin gue olahraganya over. Gue suka push diri gue," tambahnya Bams.
Tahun 2020 lalu menjadi masa terberat Bams, namun kini kondisinya sudah mulai membaik.
“2020 masa sulit. Sekarang gue udah baik-baik aja. Gue bukan orang sakit lagi," tutur Bams.
Apa yang sebenarnya terjadi pada kanker kulit ini?
Kanker kulit adalah kondisi terjadinya perkembangan sel secara tidak normal, seperti mutasi, pada jaringan kulit.
Munculnya kondisi ini ditandai dengan terjadinya perubahan pada kulit, seperti terdapat benjolan, tahi lalat, atau bercak yang bentuk dan ukurannya tidak normal.
Kanker kulit diyakini terjadi karena paparan sinar ultraviolet yang berasal dari matahari.
Kanker kulit disebabkan oleh mutasi atau perubahan genetik yang terjadi pada sel kulit.
Penyebab perubahan tersebut belum dapat diketahui, tetapi dugaan kuat terjadi karena paparan sinar matahari berlebihan.
Sinar ultraviolet bisa mengakibatkan kerusakan kulit dan memicu pertumbuhan abnormal pada sel kulit.
Inilah yang selanjutnya meningkatkan potensi kanker.
Selain itu, masih ada beberapa kondisi lainnya yang turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker kulit.
Baca Juga: Kulit Terasa Kering dan Gatal, Apa Penyebab dan Solusinya?
Terdapat tiga jenis kanker kulit yang umum terjadi.
Sebanyak 80 persen dari kasus kanker kulit merupakan jenis karsinoma sel basal.
Jenis kanker kulit ini lebih mudah disembuhkan.
Dalam karsinoma sel basal, sel kanker bermula dari lapisan sel basal dan tumbuh dengan sangat lambat.
Kemunculannya biasanya ditandai dengan benjolan kecil dan bening pada kulit, khususnya area yang terpapar sinar matahari.
Jenis kanker kulit ini lebih agresif daripada karsinoma sel basal.
Tanda kemunculannya antara lain bercak merah bersisik pada kulit, biasanya di wajah, telinga, mulut, atau bibir.
Dengan terapi kanker kulit yang tepat, penyakit ini bisa diobati sebelum menyebar ke bagian tubuh lain.
Baca Juga: Inilah Rangkaian Cara Mencegah Kulit Kering Setelah Berenang
Ini jenis kanker kulit yang paling ganas, tapi juga paling jarang terjadi.
Sebagian besar kasus kanker kulit yang menyebabkan kematian dipicu oleh kanker melanoma.
Dalam kanker melanoma, sel kanker yang ganas muncul dari melanosit.
Kadang melanoma ditandai dengan kemunculan tahi lalat yang abnormal.
Sel kanker melanoma dapat menyebar dengan sangat cepat dan butuh penanganan segera.
Hanya dokter yang dapat menegakkan diagnosis kanker kulit.
Karena itu, bila mencurigai kemunculan tahi lalat atau bercak pada kulit yang menjurus pada gejala kanker kulit, segera temui dokter.
Misalnya ukuran dan warnanya berubah serta menimbulkan rasa gatal.
Menggunakan metode ABCDE juga disarankan untuk mendeteksi kanker melanoma yang ganas.
Dengan demikian, dokter bisa menentukan jenis terapi kanker kulit yang tepat sesuai dengan jenis kanker dan tingkat keparahannya.(*)
Baca Juga: Cara Mengatasi Kulit Kering Pecah-pecah dengan Bahan Alami ala Rumahan
Source | : | Halodoc.com,Siloam Hospitals,Primayahospital |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar