"Virus Polio yang dari vaksin akan memberikan kekebalan pada saluran cerna. Sehingga apabila masuk virus, maka tidak akan berkembang dan anak jadi kebal. Efek dari penyakit Polio seumur hidup, jadi bukan hanya sewaktu saja," paparnya.
Tak hanya melindungi anak, pemberian vaksin Polio juga bertujuan untuk memutus rantai penularan di masyarakat.
Di Aceh, akan digelar vaksinasi massal pada 28 November menggunakan vaksin nOPV2 produksi Bio Farma.
Ia menegaskan bahwa vaksin tersebut aman dan mempunyai efektivitas yang baik untuk menurunkan atau menghentikan penyebaran virus Polio.
"Keamanan sudah dipelajari. 13 negara menyatakan bahwa vaksin ini memberikan keamanan yang baik dan dapat memutuskan rantai penularan virus Polio pada seorang anak apabila mendapatkan imunisasi," kata dokter Irawan.
Dosis yang diberikan ke anak dua tetes dan orangtua tidak perlu mengkhawatirkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), karena sifatnya ringan.
Rata-rata KIPI yang dilaporkan yakni anak menangis, rewel, dan nafsu makan yang menurun.
Indonesia pada 2014 telah mendapatkan sertifikat bebas penyakit Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan negara-negara di Asia Tenggara yang lainnya.
Ditemukannya satu pasien Polio di Kabupaten Pidie, Aceh, menurut Profesor Tjandra tidak menggugurkan status tersebut.
Baca Juga: Alasan 1 Kasus Polio di Aceh Membuat Indonesia Kembali Masuk Kategori KLB
Pasalnya, penyebab dari penyakit Polio dulu dan yang ditemukan pada awal November ini berbeda.
"Yang menyebabkan penyakit sejak dulu adalah wild poliovirus ada tipe 1, 2, dan 3. Inilah yang jadi masalah kesehatan di dunia. Tetapi karena vaksinasi, jumlahnya turun 99% dibandingkan dengan tahun 1988," jelasnya.
Source | : | Keterangan Pers Kemenkes RI |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar