Baca Juga: Sadis, Penyintas AIDS Sekaligus TBC di Bekasi Mendapat Perlakuan Diskriminatif Keluarga
Namun, lantaran calon suami telah mengetahui pekerjaan Murni di Yayasan Kanti Sehati, dia pun yakin.
Dia hendak meruntuhkan stigma bahwa orang dengan HIV yang berumah tangga tidak akan membuat masa depan anaknya gelap dan memperpanjang mata rantai penularan.
Ibu dengan HIV otomatis menularkan ke anaknya, itu kata orang.
Realitanya, dia membuat program anak secara terencana dan terukur sehingga melahirkan anak yang sehat, negatif HIV.
Suaminya selama empat tahun menikah tetap aman dan tidak tertular.
"Kini usia anakku empat tahun. Dia sehat dan lucu, insya Allah dia memiliki masa depan yang bagus dan punya peluang yang sama dengan anak lain," kata Murni dengan suara bergetar.
Murni sempat mengalami masa-masa kritis pada 2013 lalu usai mengetahui mengidap HIV.
Bobot tubuhnya turun 30 kilogram, mulutnya sudah dipenuhi jamur dan perundungan datang silih berganti.
Untuk menghindari stigma dan diskriminasi di lingkungan kerja, Murni memilih mundur dari tempatnya bekerja.
Dukungan datang dari pendamping Yayasan Kanti Sehati, hingga akhirnya menyadari menerapkan pola hidup sehat serta terapi minum obat dan terus berpikir positif.
Source | : | Kompas.com,Rs-soewandhi.surabaya.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar