Pemulihan pendarahan otak
Pemulihan pasien pendarahan otak rupanya waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, tergantung dari jumlah jaringan otak yang dapat diselamatkan.
Demikian yang dijeaskan dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, seperti dilansir dari Kompas.com (19/10/2021).
Menurutnya untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami pendarahan otak, dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh pasien.
“Kami harus memastikan pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku, agar tidak terjadi pendarahan besar,” ujar dr. Subrady.
Lebih lanjut ia mengatakan, proses penyembuhan pendarahan otak bersifat bertahap, tahapan penyembuhan antar pasien biasanya berbeda-beda, tergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi pasien.
Hal tersebut sama seperti proses terjadinya pendarahan otak yang tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.
Proses terjadinya pendarahan otak juga bervariasi dan ada yang hitungan hari, bulan, atau tahun.
Ini tergantung gejala yang dirasakan dan apakah orang tersebut mengabaikannya atau tidak.
“Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka pendarahan pada otak akan semakin mudah diminimalisir.”
Untuk memaksimalkan proses penyembuhan, menurut dr. Subrady, pasien pendarahan otak yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi.
Rehabilitasi dilakukan untuk pemulihan kemampuan mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya.
“Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat, agar dapat kembali bekerja,” jelasnya.
Dr. Subrady mengingatkan, pendarahan otak dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke yang tidak dikontrol secara rutin.(*)
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar