Fungsi tiroid yang baik akan mencegah risiko keguguran berulang dan pastikan memiliki antibodi tiroid (molekul kecil dalam aliran darah yang dapat menyerang tiroid) yang berfungsi baik, dan tidak terlalu tinggi.
Rahim dengan bentuk yang tidak normal juga akan berisiko menyebabkan keguguran berulang dan kelahiran prematur.
Tidak perlu khawatir ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui dan mengatasinya.
Penyebab genetik ini memengaruhi terbentuknya kromosom abnormal sehingga bisa menyebabkan keguguran berulang, untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah.
Saat seseorang mengalami keguguran berulang, maka untuk memastikan penyebabnya juga bisa dilihat dari kekuatan serviks.
Bila serviks dikatakan lemah maka akan ada pengobatan lanjutan sebelum program hamil selanjutnya.
Baca Juga: Bahan Alami Pembersih Rahim Setelah Keguguran, Bisa Coba Ini!
Beberapa ahli percaya jika sel-sel pembunuh alami di dalam rahim berperan dalam keguguran dan infertilitas, untuk mengetahuinya bisa dilakukan tes mengukur tingkat sel NK wanita, namun membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Risiko keguguran berulang lebih tinggi terjadi saat pasangan wanita berusia di atas 35 tahun dan pasangan prianya berusia di atas 40 tahun.
Seorang wanita yang sudah mengalami tiga kali keguguran berulang, maka memiliki peluang untuk mengalaminya lagi.
Namun, jangan khawatir sekitar 60% dari kasus keguguran berulang tetap bisa memiliki bayi ke depannya.
Dokter dapat menyarankan beberapa pemeriksaan dan penanganan sesuai kondisi.
Seperti melakukan tes darah untuk mendeteksi adanya kelainan seperti sindrom antifosfolipid, atau pemeriksaan ultrasonografi (USG), untuk mengetahui apakah ada masalah pada rahim atau tidak.
Semakin dini penyebab keguguran berulang diketahui dan ditangani, maka semakin baik dan kemungkinan untuk memiliki kehamilan yang sehat di kemudian hari dapat meningkat.(*)
Baca Juga: Bahan Alami Pembersih Rahim Setelah Keguguran, Bisa Coba Ini!
Source | : | Gridhealth,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar