GridHEALTH.id - Kenali faktor risiko yang bisa sebabkan keguguran seperti dialami oleh Amy Qanita.
Belum lama ini, ibunda Raffi Ahmad sempat menceritakan pengalamannya saat masih muda.
Amy Qanita mengaku pengalamannya saat mengalami keguguran.
Bukan hanya sekali, Amy Qanita sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali.
Pengalaman keguguran-nya ini diceritakan oleh Amy Qanita saat menjadi bintang tamu di konten Raffi Everywhere di YouTube Noice.
Perempuan yang akrab disapa Mama Amy ini mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami keguguran hingga tiga kali saat Raffi Ahmad masih bayi, dan sebelum akhirnya melahirkan Nisya Ahmad dan Syahnaz Sadiqah.
"Iya keguguran, dari Raffi ke adiknya keguguran tiga kali," ujar Amy Qanita.
Dalam video tersebut, Amy Qanita kemudian bercerita bahwa keguguran yang ia alami pertama kali terjadi saat Raffi baru berusia tiga bulan.
"Raffi tiga bulan, (lagi) nyusuin. Katanya kalau orang nyusuin engga akan hamil, mama mah hamil, terus keguguran," kata Amy Qanita.
Perempuan berusia 57 tahun tersebut kemudian secara tidak langsung mengatakan bahwa keguguran yang ia alami terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan.
"Baru tiga bulan, eh (waktu) lima bulan hamil lagi, keguguran lagi gitu, lima bulan berikutnya keguguran lagi," ucap Amy Qanita.
Baca Juga: Perawatan yang Tepat untuk Atasi Rambut Rontok Setelah Keguguran
Lalu, Amy Qanita mengatakan bahwa keguguran berulang yang dialaminya membuat dokter merasa heran.
Berbicara soal keguguran yang berulang ini, teryata ada risiko penyebabnya.
Keguguran dapat disebut keguguran berulang jika telah terjadi sebanyak 2 kali berturut-turut atau lebih.
Mengalami keguguran bukan berarti ke depannya seorang wanita akan mengalaminya kembali, meski ada peristiwa yang dikenal dengan keguguran berulang.
Tidak perlu khawatir, lebih dari setengah kasus keguguran berulang dapat dikenali penyebabnya dengan jelas.
Kondisi yang disebut memengaruhi sekitar 10% wanita usia reproduksi.
Merujuk pada kondisi saat jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, dan menyebabkan menstruasi berat serta rasa sakit yang terbakar.
Gangguan pembekuan darah seperti lupus, eritematosus sistemik, dan sindrom antifosfolipid.
Hal itu dapat menyebabkan darah lengket yang berisiko pada keguguran berulang, sehingga memengaruhi aliran darah ke plasenta, dan menyebabkan pembekuan yang mencegah plasenta berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Seorang Suami Ketahuan Gunakan Kartu BPJS Istri Sah untuk Selingkuhannya yang Keguguran, Bisa?
Hasilnya bayi kekurangan oksigen dan nutrisi penting akibat darah menggumpal yang menghalangi aliran nutrisi ke bayi.
Fungsi tiroid yang baik akan mencegah risiko keguguran berulang dan pastikan memiliki antibodi tiroid (molekul kecil dalam aliran darah yang dapat menyerang tiroid) yang berfungsi baik, dan tidak terlalu tinggi.
Rahim dengan bentuk yang tidak normal juga akan berisiko menyebabkan keguguran berulang dan kelahiran prematur.
Tidak perlu khawatir ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui dan mengatasinya.
Penyebab genetik ini memengaruhi terbentuknya kromosom abnormal sehingga bisa menyebabkan keguguran berulang, untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah.
Saat seseorang mengalami keguguran berulang, maka untuk memastikan penyebabnya juga bisa dilihat dari kekuatan serviks.
Bila serviks dikatakan lemah maka akan ada pengobatan lanjutan sebelum program hamil selanjutnya.
Baca Juga: Bahan Alami Pembersih Rahim Setelah Keguguran, Bisa Coba Ini!
Beberapa ahli percaya jika sel-sel pembunuh alami di dalam rahim berperan dalam keguguran dan infertilitas, untuk mengetahuinya bisa dilakukan tes mengukur tingkat sel NK wanita, namun membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Risiko keguguran berulang lebih tinggi terjadi saat pasangan wanita berusia di atas 35 tahun dan pasangan prianya berusia di atas 40 tahun.
Seorang wanita yang sudah mengalami tiga kali keguguran berulang, maka memiliki peluang untuk mengalaminya lagi.
Namun, jangan khawatir sekitar 60% dari kasus keguguran berulang tetap bisa memiliki bayi ke depannya.
Dokter dapat menyarankan beberapa pemeriksaan dan penanganan sesuai kondisi.
Seperti melakukan tes darah untuk mendeteksi adanya kelainan seperti sindrom antifosfolipid, atau pemeriksaan ultrasonografi (USG), untuk mengetahui apakah ada masalah pada rahim atau tidak.
Semakin dini penyebab keguguran berulang diketahui dan ditangani, maka semakin baik dan kemungkinan untuk memiliki kehamilan yang sehat di kemudian hari dapat meningkat.(*)
Baca Juga: Bahan Alami Pembersih Rahim Setelah Keguguran, Bisa Coba Ini!
Source | : | Gridhealth,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar