GridHEALTH.id - Kesemutan adalah hal yang wajar dialami oleh manusia, begitu juga dengan menguap.
Wajarnya kesemutan disebabkan oleh aktivitas yang terlalu tegang dan dalam waktu lama.
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh.
Begitu juga dengan menguap karena mengantuk, hal inipun sebuah kondisi wajar saat seseong lelah, atau telah beraktifitas fisik yang lama atau kurang tidur.
Tapi menjadi harus dicurigai manakala kesemutan dan mudah menguap terjadi sering dan berulang.
Baca Juga: Nyeri pada Tungkai Kaki Ciri Seseorang Mengalami Kolesterol Tinggi
Sering kesemutan juga mengiap bisa sebuah indikasi seseorang mengalami kolesterol tinggi, lo.
Asal tahu saja, di Indonesia, penderita kolesterol bisa dibilang cukup tinggi, yaitu mencapai 28%.
Lebih mengejutkan lagi, ternyata 7,9% orang di dunia meninggal akibat penyakit ini.
Tahukah, jika terlambat diatasi, kolesterol tinggi akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Ada beberapa penyakit yang bisa timbul akibat tingginya kolesterol tinggi, seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah, dan strok.
Baca Juga: Waspada Komplikasi Vertigo yang Seringkali Diabaikan Penderitanya
Supaya hal itu tidak terjadi kita harus mawas diri terhadap alarm yang diberikan tubuh jika kolesterol tinggi.
Indikator apa saja yang menunjukkan jika kolesterol kita mulai di atas rata-rata, berikut rangkumannya seperti dilansir dari cimahikota.go.id (18/9/2018).
Seringnya menguap terjadi akibat pasokan oksigen ke otak berkurang.
Jika frekuensi menguap sudah tidak wajar, patut curiga karena bisa jadi, hal itu disebabkan menumpuknya kolesterol yang tinggi sehingga pasokan oksigen menuju otak tidak optimal.
Sering merasakan kesemutan pada kaki, tangan, atau bagian tubuh tertentu merupakan salah satu gejala aliran darah tidak lancar.
Baca Juga: Risiko Sering Menahan BAB Sebabkan Usus Buntu, Begitu Juga Dengan 4 Pola Hidup Ini
Akibatnya, ada syaraf yang tidak mendapat pasokan darah yang optimal.
Secara umum, penyebab aliran darah tidak lancar disebabkan oleh kolesterol.
Tengkuk atau pundak terasa pegal? Ada kemungkinan hal itu terjadi karena kurangnya suplai oksigen serta darah ke daerah tersebut akibat penumpukan kolesterol. Segera atasi agar tidak berkelanjutan.
Nyeri pada kaki bisa jadi merupakan gejala kolesterol tinggi akibat tersumbatnya aliran di arteri sehingga aliran darah ke kaki terhambat.
Yaitu endapan kolesterol yang berada di bawah jaringan kulit.
Baca Juga: Masalah Sejuta Umat, 9 Penyebab Rambut Rontok dan 5 Cara Mengatasinya
Jika ini terjadi, biasanya tampak noda kuning muda di ujung kelopak mata atau mucul bentolan kecil padat di lipatan tubuh seperti tumit, siku, atau lutut.
Ketika hati dipenuhi lemak berkadar tinggi, timbul keluhan berupa rasa tidak nyaman, begah, bahkan mual. Keadaan seperti ini bisa meningkatkan risiko penyakit sirosis, bahkan kanker hati.
Tingginya kolesterol dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak karena kurangnya asupan oksigen dan darah.
Kondisi ini yang menyebabkan seseorang mengalami gejala melemahnya salah satu sisi tubuh, muntah menyemprot, atau sakit kepala yang hebat.
Gejala kolesterol tinggi juga bisa berupa kram di beberapa bagian tubuh pada malam hari saat terbangun dari tidur.
Baca Juga: Siapa Saja Bisa Mengalami Aritmia Mendadak, Putri Sulung Raja Thailand Sampai Tidak Sadarkan Diri
Kram terjadi pada tumit, telapak kaki, dan lainnya. Rasa nyeri itu akan hilang saat tubuh digerakkan.
Kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi ini berperan penting dalam terbentuknya plak di pembuluh darah (aterosklerosis).
Plak adalah penyebab tersumbatnya pembuluh darah jantung yang dapat memicu meningkatnya risiko penyakit jantung dan strok. Gejalanya, nyeri pada dada.
Jika kita merasakan salah satu di antaranya, segera berkonsultasi dengan dokter.
Asal tahu saja, saat ini tidak hanya orang tua yang berisiko terkena penyakit kolesterol tinggi.
Usia produktif pun bisa mengalaminya akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan siap saji yang tinggi lemak, jarang berolahraga, dan merokok.
Untuk mengatasinya, selain dengan mengonsumsi obat dari dokter yang sifatnya hanya mengatasi sementara, ubahlah pola hidup menjadi lebih sehat.
Konsumsi banyak buah dan sayuran, lakukan diet rendah lemak jenuh dan rendah lemak trans, kurangi konsumsi minyak, garam, dan gula secara berlebihan, rutin berolahraga, serta berhentilah merokok.
Jangan biarkan kolesterol tinggi diam-diam merenggut dari orang-orang tercinta. (*)
Baca Juga: Rekam Jejak Indonesia Hadapi Pandemi yang Abstrak Diabadikan dalam Buku Covid-19
Source | : | Cimahikota.go.id-kolesterol |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar