GridHEALTH.id – Sakit gigi menjadi salah satu penyakit yang dirasa cukup menyiksa bagi banyak orang, namun kondisi ini tidak dibarengi dengan kesadaran menjaga gigi dan mulut di Indonesia.
Banyak masyarakat yang masih enggan untuk pergi ke dokter dan memeriksakan sakitnya, meskipun sudah terasa sangat menyakitkan.
Akibatnya data dari Riskesdas tahun 2018 menunjukkan, 45,3% masyarakat Indonesia mengalami gigi rusak, berlubang, atau sakit, sedangkan 14% mengalami gusi bengkak atau abses.
Oleh karena itu, ketimbang dibiarkan begitu saja, ketahui terlebih dahulu perbedaan sakit gigi berlubang dan gigi sensitif agar segera memeriksakan diri.
Gigi berlubang dan gigi sensitif keduanya termasuk dalam masalah mulut, yang disebut juga kerusakan gigi atau karies.
Meskipun keduanya sering menyebabkan ketidaknyamanan di dalamnya, ternyata sakit yang dirasakan akan sangat berbeda.
Melansir dair Alodokter (02/10/2020) dikatakan bahwa rasa ngilu akibat gigi berlubang berbeda dengan gigi sensitif, dimulai dari areanya, meski sama-sama muncul dari adanya pemicu.
Sakit gigi berlubang biasanya akan terasa ngilu hanya pada area yang mengalami kerusakan, ditambah dengan adanya aktivitas seperti mengunyah.
Selain itu rasa sakit gigi berlubang juga akan tergantung pada tingkat kerusakan gigi tersebut.
Secara spesifik dijelaskan dalam situs resmi Cleveland Clinic, sakit gigi berlubang akan semakin terasa saat pembusukan semakin besar, beberapa ciri rasa sakit yang dirasakan adalah sakit gigi spontan, nyeri tanpa sebab, mengalami sensitivitas gigi.
Kemudian sakit terasa ringan hingga tajam saat makan atau minum sesuatu yang manis, panas, atau dingin, lalu terlihat lubang di gigi, warna gigi terlihat coklat, hitam, atau putih pada setiap permukaan gigi, juga sakit saat menggigit.
Baca Juga: Jangan Tunggu Parah, Lakukan Rutin Periksakan Gigi Setahun Dua Kali
Berbeda dengan sakit gigi sensitif, biasanya akan area gigi sensitif terasa ngilu hampir pada seluruh gigi dan bersifat sementara, juga lebih ringan jika dibandingkan dengan gigi berlubang.
Secara spesifik dijelaskan dalam situs resmi Cleveland Clinic, bahwa sakit gigi sensitif dapat dirasakan dengan nyeri yang tajam, tiba-tiba, dan menjalar jauh ke ujung saraf gigi.
Gigi berlubang sendiri diartikan sebagai kondisi di mana ada area yang rusak secara permanen di permukaan keras gigi, lalu berkembang menjadi lubang kecil atau bukaan
Beberapa penyebab gigi berlubang adalah makan makanan dan minuman yang terlalu manis, serta jarang membersihkan gigi.
Jika tidak dirawat dengan baik, gigi berlubang akan membesar dan memengaruhi lapisan gigi yang lebih dalam. Kemudian bisa menyebabkan sakit gigi parah, infeksi, dan kehilangan gigi.
Sedangkan gigi sensitif adalah kondisi yang menjelaskan saat gigi mengalami nyeri dan ngilu hingga ke akar gigi.
Penyebab dari gigi sensitif adalah adanya penipisan email gigi yang merupakan lapisan terluar akibat makanan dan minuman bersuhu panas atau dingin, serta penyakit lambung.
Gigi sensitif ini diawali dengan lapisan bawah gigi (dentin) yang terbuka, bisa karena erosi (keausan) atau resesi gusi, sehingga akar gigi tidak ditutupi oleh enamel keras.
Sedangkan dalam akar gigi terdapat ribuan tubulus kecil yang mengarah ke bagian tengah gigi, fungsinya memungkinkan rangsangan mencapai saraf di gigi.
Disarankan untuk menurunkan risiko terjadinya masalah pada gigi dan mulut dengan melakukan skrining rutin selama enam bulan sekali.(*)
Baca Juga: Stop Menggunakan Tusuk Gigi untuk Bersihkan Sela-sela Gigi, Percuma dan Timbulkan Masalah Serius
Source | : | mayoclinic,alodokter,my.clevelandclinic.org |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar