GridHEALTH.id – Ridwan Saidi, seorang budayawan Betawi meninggal dunia pada Minggu (25/12/2022) setelah mengalami pecah pembuluh darah di batang otaknya.
Belajar dari pengalaman Ridwan Saidi, mari melihat apa saja deretan penyakit yang bisa memicu kondisi pecah pembuluh darah. Simak ulasannya berikut ini.
Kabar duka ini disampaikan oleh berbagai pihak dalam media sosial, salah satunya yang diunggah oleh politisi Gerindra, Fadli Zon melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, seperti yang dilansir oleh Kompas.com (25/12/2022).
Mengutip dari penjelasan megapolitan.kompas.com (25/12/2022), dijelaskan oleh pihak keluarga bahwa Ridwan sudah tidak sadarkan diri saat ditemui istrinya di kamar, “Itu sudah tidak sadar, keluar busa dari mulutnya. Langsung buru-buru panggil tukang bawa ke rumah sakit,” kata Feny, ipar dari Ridwan.
Keluarga menyebutkan, sebelumnya kondisi Ridwan Saidi masih bugar dan energik, serta tidak memiliki riwayat penyakit apa pun selama hidupnya. Dirinya juga masih aktif dalam menjalankan aktivitasnya.
Kondisi kesehatan Istri Ridwan yang justru disebutkan pihak keluarga sempat sakit, “Bapak enggak sakit apa-apa, sehat. Energik juga ya. Kami juga kaget, yang sakit justru ibu (istri Ridwan). Ibu kan kemarin karena sesak, terus sempat masuk rumah sakit, tapi enggak apa-apa. Jadi sudah tak sadar sejak dari rumah. Pagi ini (25/12/2022) dinyatakan meninggal,” sambung Feny.
Disebutkan oleh keluarga, Ridwan Saidi meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, setelah sempat koma pada Jumat pagi.
“Beliau meninggal karena pendarahan di batang otak. Kami menemukan beliau dalam keadaan koma pada Jumat pagi hari,” dikonfirmasi oleh Rifat, putra ketiga Ridwan Saidi pada Minggu kemarin.
Melihat dari penjelasan keluarga yang sebutkan Ridwan Saidi mengalami pendarahan di otak, ini harus menjadi pengingat penting bagi kita smeua. Sebab siapa pun dimanapunm bisa mengalami hal serupa.
Karenanya jauhi penyebabnya adalah langkah terbaik.
Ketahuilah, pembuluh darah terdapat di seluruh bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh dan membuang limbah dari jaringan.
Penting untuk memiliki kondisi pembuluh darah yang sehat, dikarenakan saat pembuluh darah memiliki masalah, maka aliran oksigen dan nutrisi akan menjadi sulit mencapai organ-organ dan jaringan pada tubuh, hasilnya akan ada kerusakan pada bagian tersebut.
Baca Juga: Tanpa Operasi, Pecah Pembuluh Darah Otak Bisa Ditangani Dengan Cerebral Flow Diverter
Pecah pembuluh darah umunya diawali dengan adanya penyumbatan di dalam dinding pembuluh darah, yang bila dibiarkan dapat semakin memenuhi aliran darah. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian pembuluh darah mana pun di tubuh.
Pendarahan yang diakibatkan dari pecah pembuluh darah ini dapat muncul di bawah permukaan kulit, yang ditandai dengan titik-titik kecil berwarna merah, coklat, atau ungu. Bahaya atau tidaknya kondisi ini bergantung dengan jenis pembuluh darah yang terkena.
Dengan melihat kondisi ini, maka tidak heran jika pecah pembuluh darah dapat menyebabkan kondisi serius, hingga kematian.
Berikut ini beberapa deretan penyakit yang memicu pecah pembuluh darah, seperti yang dijelaskan dalam Hellosehat:
Pemicu pembuluh darah lainnya adalah cedera yang berasal dari benturan atau terjatuh, menyebabkan pembuluh kapiler, pembuluh darah kecil dengan dinding tipis sebagai tempat bertukarnya oksigen dan nutrisi dengan karbon dioksida dan limbah, yang berada di bawah kulit pecah.
Pecah pembuluh darah kapiler ini membuat sel darah merah bocor dan terkumpul di bawah kulit, sering dikenal dengan kulit memar. Kebanyakan kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena dapat hilang dengan sendirinya dalam dua hingga empat minggu. Jika memar diikuti nyeri dan bengkak, bisa jadi tanda dari keseleo atau patah tulang.
Vaskulatis adalah kondisi saat pembuluh darah terjadi peradangan, khususnya pada pembuluh darah kapiler atau pembuluh darah arteri besar, seperti aorta. Berawal dari peradangan maka dapat melemah dan melebar, hingga menimbulkan berbagai kasus lainnya, seperti:
- Aneurisma (pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah, yang berlanjut pada pecah pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa)
- Oklusi (penyempitan pada pembuluh darah hingga menutup seluruhnya)
Gejala yang muncul dari vaskulitis adalah ruam pada kulit, lelah, demam, nyeri sendi, sakit perut. Dalam kasus parah bisa menimbulkan gangguan fungsi ginjal, sarah, dan sesak napas, gejala lain bergantung pada letak pembuluh darah yang rusak dan pecah.
Hipertensi memicu pecah pembuluh darah adalah kondisi yang umum, juga sering menjadi salah satu komplikasi hipertensi yang tidak disadari. Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah karena menjadi tumpuan dari tekanan aliran darah, efeknya arteri menjadi menyempit dan rusak.
Baca Juga: Terpapar Cairan Disinfektan di Jalan, Seorang Pria Alami Pecah Pembuluh Darah Mata
Kondisi ini juga menyebabkan arteri kurang elastis sehingga membatasi aliran darah ke jantung, yang dapat memicu terjadinya aneurisma, dimana berpotensi pecah kapan saja. Tidak bisa dianggap sepele dan perlu dilakukan tindakan segera agar tidak berakibat fatal.
Ini adalah salah satu jenis penyakit jantung yang menandakan terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, akibat plak kolesterol dan kalsium yang menumpuk. Plak ini akan menjadi penghalang untuk darah melewati arteri. Plak ini akan dikelilingi fibrous cap.
Lapisan dari jaringan fibrosa pada plak ini dapat robek atau pecah. Kondisi ini memberi tahu tubuh memperbaiki lapisan pembuluh arteri yang robek, dengan membentuk bekuan darah untuk menutup area tersebut. Akan tetapi, bekuan ini dapat memblokir aliran darah, yang akhirnya menyebabkan serangan jantung.
Pemicu pembuluh darah pecah lainnya adalah pendarahan subkonjungtiva yang mempengaruhi kondisi mata seseorang, di mana pembuluh darah kecil di bawah permukaan bening mata (konjungtiva) pecah.
Darah yang keluar dari pecah pembuluh darah ini tidak langsung diserap dengan cepat, hasilnya darah terperangkap di area itu dan terlihat ada bercak merah di bagian putih mata. Kebanyakan akan mengalami rasa gatal di sekitar mata dan disebut tidak mempengaruhi penglihatan atau rasa sakit. Kondisi ini akan hilang dalam waktu 2 minggu atau lebih.
Risiko utama dari penyakit pembuluh darah, termasuk hingga pecah pembuluh darah adalah stroke, serangan jantung, emboli paru, dan kematian.
Ada beberapa cara mencegah agar kondisi pecah pembuluh darah dapat diminimalisir, antara lain:
- Menjaga pola makan sehat dan gaya hidup sehat (kurangi konsumsi garam dan tinggi lemak, berhenti merokok, aktif bergerak)
- Bijak dalam menggunakan obat-obat tertentu, perhatikan anjuran pakai dan resep dokter
- Berhati-hati dalam beraktivitas fisik
- Jika memiliki risiko terkena masalah kesehatan memicu masalah pada pembuluh darah, jangan ragu berkonsultasi ke dokter (*)
Baca Juga: Berhenti Merokok Dari Sekarang, Ini Bahayanya Untuk Kesehatan Jantung
Source | : | Kompas.com,Hello Sehat,Megapolitan Kompas |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar