GridHEALTH.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa Covid-19 varian Omicron BF.7 telah terdeteksi di Indonesia.
Seperti yang diketahui, BF.7 merupakan varian Covid-19 yang sedang mendominasi di China.
Kemunculan varian tersebut menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 dan membuat rumah sakit kembali terisi penuh.
Menkes Budi menjelaskan, sampai saat ini sudah ada sekitar 15 kasus Covid-19 varian tersebut yang sudah terdeteksi di Tanah Air. Menurutnya jumlah tersebut masih terbilang kecil.
“BF.7 ini sudah kita lihat di Indonesia sudah ada, kenaikannya itu kecil sekali, 15 kasusnya,” ujar Budi Gunadi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/12/2022).
Di DKI Jakarta, Dinas Kesehatan, telah mencatat ada dua kasus Covid-19 BF.7 dan berasal dari kelompok usia produktif.
“Sudah ditemukan dua kasus BF.7 di DKI Jakarta. Keduanya tinggal di Jakarta, laki-laki, dan berusia 30-40 tahun,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama, Kamis (29/12/2022).
Ia menjelaskan, kedua pasien tersebut mempunyai gejala yang ringan dan telah dinyatakan sembuh.
“Keduanya didiagnosis tanggal 24 Oktober 2022 dan 1 November 2022. Keduanya bergejala ringan dan isolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
“(Pasien) tanpa ada komorbid dan tidak ada riwayat perjalanan luar negeri,” sambungnya.
Budi Gunadi menjelaskan bahwa Indonesia telah berhasil melewati puncak gelombang varian Omicron BA.5 dan BA.2.75 dengan baik.
Baca Juga: Kini Paracetamol Langka Imbas Kenaikan Kasus Covid-19, China hingga Hongkong Merana
“BA.5 di kita sudah lewat siklusnya. Yang BA.2.75 sudah lewat, tinggal BF.7,” jelasnya.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan tidak ada tanda-tanda varian baru ini akan menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Menurutnya, hingga saat ini varian Covid-19 yang mendominasi masih sama dengan dua bulan yang lalu.
"Kita tidak terlalu khawatir karena varian yang mendominasi sejak Oktober 2022 adalah XBB. Belum ada tanda peningkatan BF.7," ujar Nadia, dikutip dari Antara News, Kamis (29/12/2022).
Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan kasus sebanyak 685 orang, dengan jumlah pasien yang sembuh sekitar 1.437 orang, dan 9 kematian.
Meski dikatakan Covid-19 BF.7 belum memicu lonjakan, tapi tidak ada salahnya untuk mengetahui gejala khasnya sebagai bentuk kehati-hatian.
Dilansir dari GridHEALTH.id (21/12/2022), hiposmia merupakan gejala Covid-19 BF.7 yang khas.
Kondisi tersebut menyebabkan orang yang terinfeksi mengalami gangguan pada indera penciumannya, sehingga sulit mengenali bau.
Dari hiposmia, seseorang kemudian bisa mengalami anosmia yakni kemampuan indera penciuman yang hilang total.
Selain itu, gejala yang ditimbulkan tak jauh berbeda dengan varian yang lainnya yakni demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, dan kelelahan.
Ada juga gejala yang berkaitan dengan pencernaan, yakni muntah-muntah dan diare. (*)
Baca Juga: Rekam Jejak Indonesia Hadapi Pandemi yang Abstrak Diabadikan dalam Buku Covid-19
Source | : | Kompas.com,ANTARA News,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar