GridHEALTH.id - Tahukah, yang membedakan minuman berenergi dengan minuman biasa, selain memiliki khasiat kegunaan tambahan seperti memelihara stamina tubuh, minuman berenergi mempunyai aturan pakai, yang tercantum pada etiket.
Pada etiket juga mencantumkan: cara pakai, peringatan/perhatian, dan keterangan-keterangan lain.
Karenanya minuman energi tidak bisa dikonsumsi serampangan.
Minuman berenergi mengandung sumber energi dari sukrosa (gula) atau maltodextrin.
Minuman berenergi juga mengandung vitamin-vitamin yang terlibat dalam metabolisme tubuh guna menghasilkan energi.
Baca Juga: Persalinan ERACS Disebut Percepat Pemulihan, Ini Kelebihan dan Kerugiannya
Vitamin yang populer pada minuman berenergi adalah vitamin B atau tiamin (Vitamin B1, aneurin) berfungsi sebagai koenzim atau membantu kerja enzim, penting dalam metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dari karbohidrat, lemak dan protein, mengatur sirkulasi darah dan fungsi darah, memelihara fungsi saraf.
Vitamin B3 (niasin, asam nikotinat) berhubungan dengan aktivitas saraf dan sebagai koenzim dari NAD, dan NADP yang berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Vitamin B5 (asam pantotenat) berperan dalam sistem imun dan proses pencernaan. Vitamin B5 berperan sebagai koenzim A yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan khususnya produksi energi. Vitamin B5 juga berperan dalam produksi hormon adrenalin dan sel-sel darah merah.
Vitamin B6 (piridoksin), berperan dalam pembentukan protein tubuh, sel-sel darah merah, prostaglandin, dan senyawa struktural yang berfungsi sebagai transmiter kimia pada sistem saraf, selain itu berperan sebagai koenzim dan terlibat dalam metabolisme asam amino, karbohidrat, lemak dan protein dan berperan dalam sistem imun.
Vitamin B12 (sianokobalamin), berperan dalam mengatur pembentukan sel darah merah, memelihara sistem saraf, sintesa DNA, mengubah karbohidrat lemak dan protein menjadi energi.
Baca Juga: 2 Kerugian Melahirkan dengan Metode ERACS, Masih Jarang Diketahui
Adanya asam amino seperti taurin pada minuman berenergi, berperan dalam membantu meningkatkan toleransi terhadap glukosa, dan terlibat dalam proses metabolisme.
Taurin merupakan senyawa tidak esensial bagi nutrien manusia karena secara internal dapat disintesis dari asam amino metionin atau sistein dan piridoksin (vitamin B6).
Taurin ditemukan dalam jumlah banyak pada susu murni, selain itu juga ditemukan di telur, daging dan ikan. Kebanyakan taurin didapatkan dari isolasi empedu sapi jantan.
Taurin memiliki dua mekanisme kerja yaitu: sebagai penghambat neurotransmiter dan sebagai bagian dari pengemulsi asam empedu. Pada proses metabolisme, taurin berkonjugasi dengan asam empedu yang dapat menghambat pembentukan kolesterol dan meningkatkan ekskresinya.
Penting diketahui, minuman berenergi ada yang mengandung kafein. Kafein adalah isolat yang biasanya berasal dari tanaman kopi (Coffea sp), teh (Camelia sinensis), dan biji kakao (Cacao sp), Kafein bekerja sebagai stimulan susunan saraf pusat (SSP), jantung dan pernapasan. Efek lain kafein adalah relaksasi otot polos, dan merangsang diuresis.
Baca Juga: Beta Karoten Banyak Diburu, Tapi Tahukah Manfaatnya dan Dimana Bisa Didapatkan?
Efek menyegarkan pada minuman berenergi sebenarnya lebih disebabkan adanya kandungan kafein, sehingga minuman berenergi selain memberikan efek menyegarkan juga diklaim dapat mengurangi kelelahan pada saat bekerja keras dan berolahraga.
Tidak hanya itu saja yang ada dalam minuman energi. Ginseng (Panax ginseng) adalah herbal yang sering ditambahkan dalam minuman berenergi.
Ginseng berguna untuk meningkatkan stamina tubuh. Selain ginseng ada juga minuman berenergi yang mengandung jahe (Zingiber officinale).
Adapun jahe dalam minuman berenergi berkhasiat sebagai stimulan, meningkatkan nafsu makan, dan tonik.
Selain kandungan bahan-bahan tersebut diatas, minuman berenergi diformulasikan dalam bentuk tablet atau serbuk effervescent (serbuk/tablet buih).
Baca Juga: Cegah Nyeri Sendi Kambuh, Ini Rekomendasi Vitamin Tulang dan Sendi
Formula effervescent mengandung: natrium bikarbonat (soda) dan asam sitrat.
Campuran keduanya dengan adanya air akan menghasilkan gelembung CO2 dan meningkatkan kelarutannya.
Natrium bikarbonat memberikan efek karminatif (mengeluarkan gas) sekaligus sebagai antasid sistemik.
Selain manfaat dan kandungannya, kita pun harus tahu efek minuman berenergi.
Tahukah, jika mengkonsumsi terlalu sering atau lebih dari satu kemasan perhari, minuman ini dapat menimbulkan gangguan konsentrasi, ketidakseimbangan nutrisi, dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan bagi tubuh.
Ironisnya, komposisi yang paling berbahaya adalah bahan “pemberi energi†dalam minuman berenergi itu sendiri, yaitu kafein dan gula.
Hati-hati, beberapa minuman berenergi tidak mencantumkan kadar kafein yang dikandung dalam satu kemasannya.
Kafein adalah sumber pemberi energi utama di samping bahan stimulan lainnya yang juga terkandung dijenis minuman ini.
Setelah konsumsi beberapa waktu, sebagian orang akan mengalami ketergantungan karena menerima kadar kafein yang cukup banyak dari minuman berenergi.
Batas kafein yang dapat dikonsumsi orang dewasa adalah sekitar 400mg per hari, namun tentu saja hal ini dapat lebih rendah atau lebih tinggi untuk sebagian orang.
Dalam minuman berenergi, kafein yang terkandung sekitar atau lebih dari 70mg sampai 200mg, jumlah ini dapat bertambah dari bahan lainnya yaitu guarana yang biasanya terkandung dalam minuman berenergi.
Baca Juga: 4 Fakta Radang Usus Buntu dan Cara Mengobatinya, Bisa dengan Kunyit?
Jika seseorang juga meminum sumber kafein lainnya seperti kopi, maka ia dapat mengalami overdosis kafein yang efeknya dapat berbahaya bagi jantung.
Salah satu penelitian eksperimental pada tahun 2010 menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam minuman berenergi dengan jumlah yang terlalu banyak akan menghambat kinerja otak.
Minuman berenergi memang terbukti meningkatkan kemampuan kognitif seseorang namun fungsinya dapat menurun jika dikonsumsi terlalu banyak.
Dalam penelitian ini, konsumsi Minuman berenergi dengan dosis 1,8ml/kg terbukti dapat membantu dalam berkonsentrasi, namun dengan dosis tiga kali lipat lebih tinggi (5,4ml/kg) akan mengurangi kemampuan konsentrasi pada individu.
Waspadai juga gula pada minuman berenergi.
Gula merupakan sumber dari bahan utama energi bagi tubuh (glukosa).
Nah, biasanya minuman berenergi mengandung glukosa yang sangat tinggi melebihi kebutuhan.
Konsumsi glukosa yang tinggi tanpa diimbangi dengan aktivitas akan memicu kegemukan dan peningkatan kadar glukosa darah.(*)
Baca Juga: Rekomendasi Obat Tetes Mata untuk Penglihatan Kabur, Ini Penyebabnya
Source | : | Dinkes.jogjaprov.go.id,BPOM-minuman berenergi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar