Karenanya penyakit ini bisa berdampak pada kehidupan seseorang. Sehingga sangat penting, untuk segera melakukan pemeriksaan dan mendapatkan diagnosis akurat apabila dideteksi muncul tanda-tandanya.
Umumnya, untuk bisa melakukan diagnosis dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang meliputi anamnesis, tes memori dan penyelesaian masalah, tes laboratorium, hingga pemindaian otak melalui MRI, CT scan, atau PET.
Namun, para ilmuwan telah mengembangkan tes darah yang mampu mendiagnosis Alzheimer tanpa harus melakukan pencitraan otak.
Mengingat selain prosedur pemindaian otak mahal dan menyakitkan, butuh waktu lama juga untuk menjadwalkannya.
Professor Thomas Karikari dari University of Pittsburgh mengatakan, tes darah untuk deteksi alzheimer ini merupakan terobosan yang baik, mengingat tidak semua orang mempunyai akses melakukan pemindaian MRI dan PET.
Deteksi Alzheimer juga bisa lebih cepat dilakukan, sehingga pasien bisa segera mendapatkan pengobatan.
“Tes darah lebih murah, lebih aman dan lebih mudah dilakukan, serta dapat meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer dan memilih peserta untuk uji klinis dan pemantauan penyakit,” ujarnya, dikutip dari The Guardian (28/12/2022).
Untuk hal ini Ia dan rekan-rekannya berfokus mengembangkan tes darah berbasis antibodi yang dapat mendeteksi bentuk tertentu dari protein Tau, pemicu Alzheimer, yang berasal dari otak.
Mereka melakukan pengujian terhadap 600 pasien pada berbagai tahap dan menemukan bahwa kadar protein berkolerasi baik dengan kadar Tau di CSF (sampel cairan serebrospinal), sehingga dapat membedakan ini dengan penyakit neurodegeneratif lainnya.
Oh iya, hasil dari penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Brain.
Langkah selanjutnya adalah memvalidasi tes pada pasien yang lebih luas.
Professor Karikari juga berharap, pemantauan kadar protein ini bisa meningkatkan desain uji klinis untuk pengobatan Alzheimer. (*)
Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Lemak Perut Berbahaya dan Cara Menghilangkannya
Source | : | Mayo Clinic,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar