GridHEALTH.id - Jangan dibiarkan, bahaya lato-lato mulai mengancam hingga bisa memakan korban.
Permainan lato-lato ini sangat populer di Indonesia.
Lato-lato ini mengikat dua bola menjadi satu simpul dan dimainkan dengan saling memantul satu sama lain.
Bukan hanya anak-anak, lato-lato ini bisa dimainkan oleh segala umur.
Mengadu kepiawan dalam bermain lato-lato inilah membuat semua orang berlomba-lomba melakukannya.
Namun ternyata, telah jatuh korban karena permainan lato-lato ini.
Dilansir dari TribunPekanbaru.com, sebuah foto viral di aplikasi chat Whatsapp yang memperlihatkan bahwa bola mata seorang anak pecah karena main lato-lato.
Kejadian ini dialami oleh seorang bocah di di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar).
Anak berinisial AN itu pulang ke rumah dengan mata merah selepas bermain lato-lato di rumah temannya.
"Waktu itu AN lagi main lato-lato di rumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah," kata ayah korban, AJ, kepada TribunPontianak.com, Sabtu (7/1/2023), dikutip Kompas.com pada Minggu (8/1/2023).
AJ mengatakan, awalnya sang anak enggan menceritakan kejadian yang membuat matanya terluka.
Baca Juga: Sukses Kembalikan Dunia Sosial Anak Generasi Z, Ini Manfaat dan Bahaya Bermain Lato-lato
"Saya bujuk akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,"ujar AJ.
Usai mengetahui penyebab mata anaknya terluka, AJ beserta anggota keluarga lainnya segera membawa AN ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
"Awal kejadian itu kami bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan ke RSUD Soedarso. Setelah dirawat ternyata harus di operasi dan berjalan lancar," ucap AJ.
AJ menjelaskan, kondisi anaknya kini mulai membaik usai menjalani operasi. Mata AN pun masih bisa melihat meski pandangannya masih sedikit buram.
"Sekarang sih sudah mulai membaik, kami juga dikasih obat tetes yang harus rutin diberikan, cuma pandangan (AN) masih kabur dan matanya merah," jelasnya.
Himbauan LPAI
Kejadian inilah yang membuat Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ikut berkomentar.
Melansir dari Kompas.com, sosok yang kerap disapa Kak Seto ini setuju jika sekolah melarang permainan lato-lato ini.
Terlebih, jika anak yang kerap membawa permainan lato-lato ini ke sekolah.
Hal itu menurut Kak Seto untuk melindungi anak dan agar tidak menggangu konsentrasi di lingkungan belajar.
"Intinya kalau itu demi kepentingan terbaik bagi anak, hanya melindungi anak, justru (melarang) itu yang terbaik. Jadi konteksnya adalah demi perlindungan anak," kata Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Baca Juga: Titik Pijat Hilangkan Batuk pada Anak, Jangan Buru-buru Minum Obat
Kak Seto menjelaskan, permainan yang mengeluarkan bunyi tek-tek-tek ini sebenarnya tak masalah apabila dilakukan oleh orang profesional, atau orang dewasa yang mengetahui caranya.
Dengan demikian bisa terhindar dari bahaya lato-lato.
Namun, apabila dimainkan anak-anak dan bisa menimbulkan bahaya maka menurutnya sebaiknya diganti dengan permainan lain yang lebih aman dan edukatif.
Sebagai alternatif, Kak Seto menyebut bola latto-latto bisa diganti dengan bahan yang tidak berbahaya jika terkena anggota tubuh.
Sebab, permainan lato lato menurutnya juga memiliki sisi postif untuk perkembangan anak.
"Sisi positifnya itu bisa melatih ketangkasan fisik anak, kepercayaan diri, melatih sosialisasi, dan sebagainya. Tapi kalau apa pun sudah berlebihan, ya dilarang. Artinya, permainan ini positif jika diawasi oleh orang dewasa dengan cara yang benar. Kalau asal-asalan, ya berbahaya," sambungnya.
Maka dari itu, orangtua juga perlu mengawasi anaknya agar terhindar dari bahaya lato-lato ini.(*)
Baca Juga: Nyeri Saat berhubungan Seks, Sering Berkemih, Urin Keruh dan Baunya Menyengat, Gejala Cystitis
Source | : | Kompas.com,TribunPekanbaru.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar