GridHEALTH.id - Puasa mengharuskan seseorang untuk bangun lebih awal dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Ini artinya waktu tidur akan menjadi lebih singkat. Apakah akan memengaruhi ritme sirkadian?
Namanya mungkin masih terdengar asing di telinga. Namun sederhananya, ritme sirkadian adalah siklus 24 jam bagian internal tubuh dan ini termasuk dalam salah satu jam biologis tubuh.
Menurut Sleep Foundation, salah satu ritme sirkadian yang paling penting dan terkenal adalah siklus tidur-bangun.
Cara kerja dari ritme ini, yakni saat terdapat paparan cahaya matahari, tubuh akan mengirimkan sinyal untuk meningkatkan kewasapdaan dan membantu tetap terjaga.
Baca Juga: Pentingnya Penyintas Penyakit Jantung Mendapatkan Vaksin Booster Kedua
Sedangkan ketika malam hari, hormon melatonin yang mendorong untuk tidur akan mulai diproduksi dan dikirimkan sinyal yang membantu tetap tertidur sepanjang malam.
Dengan cara ini, maka waktu untuk tidur dan terjaga saat siang serta malam hari akan selaras dengan baik.
Sehingga, tercipta siklus istirahat restoratif yang stabil serta memungkinkan peningkatan aktivitas pada siang hari.
Pengaruh ritme sirkadian pada siklus tidur memang yang paling utama. Tapi sebenarnya, ini berperan penting terhadap hampir semua sistem tubuh.
Misalnya pada kesehatan metal, ini memengaruhi risiko penyakit kejiwaan seperti depresi dan gangguan bipolar, serta potensi penyakit neurodegeneratif misalnya demenesia.
Baca Juga: Fakta Baru dari Ahli Mengenai Nitrogen Cair pada Makanan, dan Cara Menghindari Efek Negatifnya
Penelitian juga mengungkapkan ritme tubuh ini berpengaruh terhadap metabolisme dan berat badan, melalui regulasi gula darah serta kolesterol.
Ada pula indikasi pengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh dan proses perbaikan DNA yang terlibat dalam pencegahan kanker.
Lantas, bagaimana pengaruh puasa terhadap salah satu jenis jam biologis tubuh ini?
Seperti kita tahu, saat puasa, khususnya di Ramadan, terjadi perubahan ritme sirkadian. Terutama karena segala kegiatan lebih banyak dilakukan saat malam hari.
Sebab saat malam hari umat Muslim lebih banyak melakukan ibadah, sehingga tidur malamnya lebih sedikit.
Baca Juga: Mudah Lelah, Sulit Tidur, Gejala Gagal Ginjal Kronis, Ini Pengobatannya
Siang hari tetap beraktivitas seperti biasa, seperti diluar Ramadan.
Dikarenakan kondisinya seperti itu, dikutip dari Kompas.com (21/4/2022), menurut dokter umum di Medcare dr Farzad Ghaedi, saat malam hari usahakan untuk meningkatkan kualitas tidur, meksipun harus bagun lebih awal, atau lebih sedikit jam tidurnya.
Caranya, yakni dengan mematikan cahaya lampu kamar dan menjauhkan gadget ketika hendak tidur. Pasalnya jika dibiarkan menyala, pancaran cahaya biru dari layar akan menurunkan kualitas tidur.
"Penurunan paparan cahaya biru atau cahaya buatan menjelang waktu tidur akan menjaga ritme sirkadian normal tubuh," jelasnya.
Selain itu, usahakan juga untuk mengikuti jadwal tidur yang konsisten saat sedang berpuasa. Ini bertujuan agar tubuh bisa berdaptasi.
Baca Juga: Sejak Gadis Punya Masalah Jelang Menstruasi, Melaney Ricardo Putuskan Angkat Rahim, Sudah Dilakukan
Siang hari, jika ingin tidur karena mengantuk, sebaiknya jangan terlalu lama.
Tidur siang yang terlalu panjang dapat menunda waktu tidur dan mengacaukan jadwal tidur. (*)
Baca Juga: 3 Cara Mengatasi Nyeri Punggung Akibat Posisi Tidur yang Tidak Benar
Source | : | Kompas.com,Sleep Foundation |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar